![](https://i0.wp.com/pwmu.co/wp-content/uploads/2018/05/Din.jpg?resize=800%2C600&ssl=1)
DIN SYAMSUDDIN
PWMU.CO-Politik nilai merupakan kritik atas politik kekuasaan. Yaitu politik yang cenderung menjadikan politik hanya untuk meraih kekuasaan, merebut posisi strategis. Menghilangkan nilai dalam proses politik yang dilakukan.
Demikian pernyataan Prof Dr Din Syamsuddin dalam ceramah Kajian Ramadhan PWM Jawa Timur di UMM, Ahad (20/5/2018). Dia memberikan ceramah Politik Nilai untuk kehidupan Nasional dan Global yang Berkeadilan.
Dalam konteks pelaksanaan, sambung dia, seyogyanya kedua pandangan politik itu saling berkaitan. Politik kekuasaan yang merebut posisi-posisi strategis tersebut tidak mengesampingkan politik nilai.
Pandangan tersebut, menurut dia, sebenarnya merefleksikan pikiran para ulama terdahulu, salah satunya Imam Al Mawardi yang menyatakan bahwa politik nilai dalam kekuasaan tersebut merupakan upaya meneruskan peran kenabian untuk menjaga agama dan mengatur kehidupan masyarakat.
Pandangan ulama muslim yang sangat terkenal, Imam Al Ghazali, juga menekankan bagaimana agama dan negara atau politik itu seperti saudara kembar. ”Pada salah satu bukunya, Imam Al Ghazali menulis, tuhan mengirim kepada manusia para Nabi, yang kepada para Nabi itu diberikan wahyu,” katanya. ”Kalimat berikutnya, dan kepada manusia, dikirim raja-raja, yang kepada mereka diberikan kekuasaan dan ilmu Allah sebagai modal mengelola kekuasaan tersebut.”
Karena itu dalam kondisi politik seperti saat ini, kata dia, kader-kader Muhammadiyah yang aktif di dunia politik harus mampu meramu dengan baik, menjalankan dengan cantik politik nilai ke dalam politik kekuasaan yang dijalankan saat ini. ”Dengan demikian politik yang ada dapat memberi manfaat, kemaslahatan bagi masyarakat,” tutur Din. (Zainuri Arif)
Discussion about this post