PWMU.CO-Sukses hidup seseorang ditentukan oleh tiga potensi dasar yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (akhlak), dan psikomotor (keterampilan). Jika diminta membuat gradasi di antara tiga potensi dasar itu, sangat sulit untuk menentukannya, karena semua penting.
Demikian paparan Dr Hidayatullah MSi mengawali kuliah tarwih di Masjid AnNur Muhammadiyah Sidoarjo, Senin (21/5/2018).
“Mengandalkan kognitif dan psikomotor saja untuk meraih sukses masih belum cukup, tetapi harus ada satu potensi manusia yang harus dikembangkan yaitu afektif, attitude, sikap, atau akhlak,” kupas Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini.
Kemudian dia mengutip hadits, innama buitstu liutammima makaarimal ahlaaq, sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. Pada zaman jahiliyah, sambung dia, bukan tidak ada orang pandai, semua orang pandai, hanya satu yang kurang, yaitu akhlak.
“Kita yang merasa kurang pengetahuan tak perlu minder, selama akhlak kita baik. Ketrampilan juga begitu, tak usah minder selama akhlak kita baik,” ulas wakil ketua PWM Jatim ini. ”Kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan kognitif hanya sebesar 20 persen. Sisanya adalah akhlak,” tandasnya.
Indonesia nomer empat jumlah penduduknya di dunia. Apakah potensi ini mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesuksesan?
Tahun 2012 posisi Indonesia berada di peringkat 16 dunia untuk pertumbuhan ekonomi. Sementara Human Development Index berada di peringkat 121 dari 127 negara. “Tidak ada korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan sumber daya manusia. Lalu siapa yang menikmati semua pertumbuhan ekonomi itu?” tanya pria yang akrab dipanggil Pak Dayat ini kepada jamaah.
Peringkat Indonesia dalam dunia pendidikan menurut Programme for International Students Assessment (PISA) pada tahun 2012 Indonesia peringkat 2 dari bawah. Artinya dari 64 negara, Indonesia peringkat 62. Sementara peringkat 5 besar diduduki Cina, Singapura, Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan.
Sementara hasil pengukuran PISA pada tahun 2015 dari 76 negara Indonesia peringkat 69. Sementara peringkat teratas diduduki Singapura, Jepang, Estonia, Finlandia, Macao, Canada, Vietnam, dan Hongkong. “Kita masih kalah jauh dengan Vietnam, sebuah negara yang baru merdeka,” terang mantan kepala Smamda Sidoarjo.
Dia menjelaskan, penilaian tiga kemampuan dasar yang dilakukan PISA meliputi, matematika (math), membaca (reading), dan ilmu pengetahuan (science). Siapa yang menguasai tiga kemampuan dasar ini maka akan menguasai dunia. Jika yang menguasai punya sikap positif, kita tidak khawatir, tapi sebaliknya jika yang menguasai punya sikap yang buruk, moral yang jelek, maka kehancuran yang akan terjadi.
“Maka kita dorong anak-anak kita mengejar ketertinggalannya sekaligus membangun akhlaknya. Janganlah meninggalkan generasi yang lemah. Berikan pendidikan terbaik. Didiklah anak-anak kita, sekaligus perbaiki akhlaknya. Dua hal ini yang akan mengantarkan kesuksesan,” pungkas Pak Dayat. (Ernam)