PWMU.CO-Bulan puasa bukan berarti harus berhenti bergerak di organisasi. Itulah yang menjadi prinsip hidup Imroatul Muzzayanah. Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Trenggalek ini tetap melakukan aktivitas organisasi meski harus berpuasa. Kamis (24/05/2018) misalnya, Imroatul tetap bersemangat menjalankan organisasi hingga memberikan tausiyah di ujung waktu dalam acara Buka Bersama di Masjid Utsman Bin Affan Tugu.
Imroatul yang diminta takmir masjid mengisi tausiyah menjelang buka bersama menyampaikan tentang tiga tingkatan puasa. “Saya di sini mewakili PDNA untuk belajar menyampaikan, dan rasanya jamaah di sini lebih senior semua. Semoga ilmu yang saya sampaikan bermanfaat,” ungkap imroatul dengan rendah hati saat ditemui usai berbuka bersama.
Tiga tingkatan puasa itu, lanjut dia, pertama adalah shoumul ‘aam, yaitu menahan makan, minum, dan berhubungan suami istri (bagi yang sudah menikah). “Puasa seperti ini, hewan saja juga bisa melakukan, dengan tidak kita kasih makan, minum, dan tidak kita campurkan jantan dan betina,” jelas Imroatul yang juga guru MIM Dermosari itu.
Kedua, lanjut dia, shoumul khusus (puasa khusus) yaitu menahan makan, minum, dan berhubungan suami istri. Dikatakan, puasa tingkatan kedua ini ada enam macam yaitu menjaga pandangan, menjaga lisan, menjaga pendengaran, menjaga anggota badan, tidak berlebihan saat berbuka puasa, merasa cemas setelah berbuka dengan penuh pengharapan agar puasa kita diterima oleh Allah Swt.
Ketiga, kata dia, shoumul khususul khusus, yaitu puasanya para Nabi. Puasa tingkatan ini bukan hanya sekedar tidak makan dan minum, tetapi juga menahan syahwat perut, kemaluan, dan menjaga hati dari selain Allah Swt. ” Zaman Nabi berpikir masalah dunia saja atau condong ke dunia saja. Mereka menganggap bahwa puasanya menjadi batal. Berat kan ya?” jelas Imroatul kepada jamaah
Di akhir tausiyahnya, dia berharap semua jamaah selalu diberi kekautan iman lahir batin, sehingga bisa menajalankan puasa dengan lolos dan bisa di pertemukan bulan ramadhan yang akan datang. “Aaamiin,” ucap dia menutup tausiyah. (Ana Retno Mutia)
Discussion about this post