PWMU.CO-Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ponorogo terus melakukan gerakan untuk memberikan kemamfaatan bagi masyarakat. Kali ini dilakukan di bulan Ramadhan penuh berkah dengan menggelar kegiatan pelatihan khusus kewirausahaan (entrepreneurship) kepada masyarakat Mlokolegi, Desa Temon, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, Jumat (25/05/2018).
Aktivitas tersebut merupakan salah satu dari rangkain kegiatan yang dilaksanakan dalam acara bakti social (baksos) di desa ranting Muhammadiyah Temon, Sawoo, Ponorogo. Kegiatan untuk meningkatkan potensi pangan lokal masyarakat setempat ini dilakukan dengan menggandeng Lembaga zakat, infaq dan shodaqoh muhammadiyah (Lazismu) Ponorogo.
Salah satu pengurus IMM Ponorogo, Andri menyampaikan bahwa selain bertujuan meningkatkan potensi lokal, implementasi kegiatan ini juga bermaksud untuk melatih kreativitas masyarakat.
Dalam jangka pendek, kata dia, fenemona yang sedang membudaya adalah ketika masuk bulan syawal, masyarakat berbondong-bondong membeli pangan (jajan) untuk dihidangkan dan disediakan untuk para tamu, baik tetangga ataupun saudara.
Dari segi ekonomi pun, lanjut dia, masyarakat harus rela karena tuntutan social untuk merogoh uang yang tidak sedikit membeli pangan (jajan) lebaran. Untuk itu perlu adanya pengetahuan dan pelatihan khusus untuk menciptakan jajan yang kreatif serta cukup dengan memanfaatkan bahan pangan yang ada di sekitar desa lokal.
Dia kemudian mencontohkan dapur Mbah Irah. Dikatakan, tempat tersebut terus dibanjiri pembeli, sedikitnya ada 25 ibu mendatangi tempat tersebut. Antusias masyarakat terutama para ibu sangat besar. Fenomena itu dijadikan acuan dalam pelatihan entrepreneurship masyarakat setempat.
Ia menyampaikan kegian pelatihannya memberikan daya tarik luar biasa, apalagi setelah masyarakat tahu pematerinya adalah orang berpengalaman selama 25 tahun menggeluti dunia entrepreneur di bidang kuliner dan makanan kreatif. “Salah satu pemateri yang kita datangnya adalah Mbok Sutiyah yang sudah berpengalaman puluhan tahun,” ujar dia.
Salah seorang peserta, Ibu Mistun mengaku sangat termotivasi mengikuti pelatihan. Dirinya bisa mendapat wawasan baru dalam mengelola dan menciptakan jajan yang kreatif juga bisa tahu cara mengurangi pengeluaran di bulan syawal (lebaran ). “Pelatihan ini sangat bermanfaat sekali bagi saya,” aku Mistun.
Adapun produk yang menjadi unggulan dalam pelatihan adalah emping garut, kripik pisang praktis, kue lapis tanpa oven, nastar dan krupuk sermier singkong. Harapannya naantinya bisa menjadi produk yang bisaa dipasarkan daan menjadi produk unggulan yang jadi oleh-oleh khas dari dusun mlokolegi. (andri)