PWMU.CO-Menghadap malaikat-malaikat di alam kubur jangan mengandalkan bekal hapalan untuk menjawab setiap pertanyaan. Semua hapalan tidak berlaku. Sebab mulut terkunci. Tangan, kaki, semua anggota badan yang menjawab menjadi saksi.
Demikian petikan ceramah tarawih Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Muhammad Arifin MA di Masjid Al Azhar Muhammadiyah Ranting Dupak Bandarejo, Krembangan, Surabaya, Ahad (27/5/2018).
“Jangan kita berpikiran begini. Kita menghapal saja pokoknya nanti kalau ditanya siapa tuhanmu? Jawabnya Allah swt. Siapa Nabimu? Muhammad. Lalu, apa kitabmu? Alquran. Ya, kalau kita masih hidup di dunia masih hapal. Tapi kalau di hadapan Allah swt, semua itu tidak akan ada gunanya,” katanya.
Arifin menyatakan, bekal terbaik di alam kubur adalah perbanyak amal ibadah, amal saleh, amal jariyah dan perbuatan baik lainnya.
“Ketika manusia kelak menghadap Allah swt yang menjawab dan menyelamatkan kita adalah amal ibadah dan perbuatan kita masing-masing. Sebab mulut manusia semua dikunci. Jadi bukan kuatnya hapalan kita,” tegasnya.
Penyuluh BNNP Jatim mengungkapkan, ketika manusia masih hidup di dunia bisa berkomunikas dengan siapapun, bahkan dengan teknologi yang canggih sekalipun. Tapi, ketika nanti manusia sudah menghadap Allah swt, maka tidak ada lagi komunikasi dan negosiasi. Bahkan, tidak berlaku lagi saling tolong-menolong. Apalagi, suap menyuap pahala.
“Iya kalau kita masih hidup di dunia. Semua urusan masih bisa kita atur. Apa sih yang tidak bisa diatur di dunia ini? Perkara hukum atau lainnya misalnya, semuanya bisa diatur. Tapi ketika menghadap Allah swt tidak ,” katanya.
Arifin kemudian mengingatkan jamaah agar berhati-hati menjalani hidup dan senantiasa mengingat mati. Sebab kematian seseorang itu adalah rahasia Allah swt. “Kenapa mati itu waktunya dirahasiakan, supaya kita berhati-hati,” terangnya sambil menukil Alquran surat Al Baqarah ayat 48.
Tak hanya itu, Arifin pun mengajak jamaah agar dapat memanfaatkan nikmat kesehatan yang diberikan Allah swt dan sisa umur ini untuk sesuatu hal yang positif. Sebaliknya, jangan isi kesempatan hidup ini dengan sesuatu hal yang negatif.
“Mari kita betul-betul memanfaatkan kesempatan hidup ini dengan memperbanyak amal ibadah baik. Kita harus ingat bahwa tujuan hidup manusia adalah beribadah kepadaNya,” tandasnya. (Aan)