PWMU.CO – Materi kedua dari kegiatan Darul Arqam kelas 5 SD Muhammadiyah 4 Pucang-Surabaya tidak kalah serunya, Senin (28/5/2018). Yaitu materi tentang kewajiban terhadap jenazah. Materi ini meliputi memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan. Sebelumnya mereka diberi materi tentang hijrahnya Rasulullah.
Acara ini dipandu oleh ustadz Sulthon Azis dan ustadzah Sumarlik. Mengawali materi ini, ustadz Sulthon-panggilan akrabnya menjelaskan bahwa yang lebih utama dalam hal memandikan, mengkafani, menshalatkan dan menguburkan adalah keluarga sendiri. “Boleh anaknya, saudaranya atau kerabat dekatnya.”
Untuk hal-hal yang berhubungan dengan memandikan, mengkafani, dan menguburkan dijelaskan saja. Sementara untuk menshalatkan jenazah selain dijelaskan materinya, siswa juga diajak untuk langsung praktik.
Lebih lanjut ustadz Sulthon menjabarkan bahwa mengkafani jenazah ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Untuk jenazah laki-laki dibutuhkan 3 lembar kain kafan. Sedangkan untuk jenazah perempuan dibutuhkan 5 lembar.
“Termasuk yang harus diperhatikan jenazah perempuan harus dikenakan jilbab. Mayat saja dikenakan jilbab. Masak kita yang hidup tidak mau pakai jilbab. Apa harus menunggu jadi mayat baru pakai jilbab?,” jelasnya.
Selanjutnya adalah praktik menshalatkan. Dalam menshalatkan juga ada perbedaan antara jenazah laki-laki dan perempuan. Jika jenazah laki-laki, maka posisi imam berada di kepala mayat. “Sedangkan jika jenazah perempuan, posisi imam berada di pusar mayat,” jelas Sulthon.
Ketika menshalatkan jenazah pun tidak usah rukuk maupun sujud. Namun cukup takbir saja sebanyak empat kali. Di rakaat yang terakhir, baca doa kemudian langsung salam.
Para siswa sangat antusias, manakala disuruh untuk praktik menshalatkan jenazah. Dengan menggunakan peraga jenazah boneka yang sudah disiapkan. “Takut, tapi seru,” ujar Rasya Shabirah-siswi kelas 5-E. (azizah)