PWMU.CO – Perhelatan Musyawarah Daerah (Musyda) XIX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur secara resmi dibuka oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Dr Saad Ibrahim. Seremonial pembukaan berlangsung di Basemen Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), kemarin (6/5)
Ketua Umum DPD IMM Jatim Najih Prasetyo dalam sambutannya mengatakan pengkaderan dan permusyawaratan itu sebagai bentuk untuk menyiapkan generasi masa depan. Menurut Najih tugas IMM adalah untuk menjaga dan mengawal marwah ideologi Muhammadiyah.
(Baca: Kenapa Sekolah Muhammadiyah Tidak Melahirkan Kader Muhammadiyah? Ternyata Ini Penyebabnya)
”Sejatinya tugas IMM itu menjaga ideologi Muhammadiyah,” kata Najih yang mengutip perkataan salah seorang pendiri dan Ketua Umum DPP IMM pertama, Djazman Al-Kindi.
Lebih lanjut Najih menyoroti bahwa terdapat persoalan kebangsaan hari ini. Menurut Najih beberapa lini kebangsaan telah mengalami degradasi nilai.
”Realitanya hari ini adalah adanya degradasi nilai di beberapa lapisan sosial masyarakat. Baik moralitas, budaya dan keilmuan,” ujarnya.
Najih mencontohkan, acara televisi hari ini menyajikan tontonan yang kurang mengandung unsur pendidikan. Berbau kekerasan dan juga pornografi. Sehingga acara yang ditonton oleh masyarakat luas tersebut. Bisa berpengaruh negatif. ”Tontonan kurang pantas ini nantinya akan berdampak sangat besar bagi kehidupan sosial dan budaya masyarakat,” tandasnya.
Dalam pembukaan Musyda tersebut hadir Ketua Umum DPP IMM Beni Pramula, Ketua dan anggota Fokal IMM Jatim serta para undangan. Selain itu dalam perhelatan Musyda kali ini, peserta yang mengikuti sebanyak 25 cabang IMM se-Jatim. Terdiri dari 22 cabang lama dan 3 cabang baru, serta 137 komisariat. (ubay/aan)