PWMU.CO-Tiga mahasiswa aktivis IMM dari Universitas Negeri Malang (UM) menciptakan inovasi implan tulang dari logam duralium. Penelitian dan inovasi itu dia tunjukkan saat mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2018.
Tim peneliti mahasiswa ini diketuai oleh Didin Mujahidin (Teknik Mesin), dengan dua anggotanya Izzal Islam (Teknik Elektro) serta Achib Irmawati (Biologi). Proposal penelitian mereka yang diajukan kepada Kemenristekdikti menjadi salah satu proposal yang turut mendapat dana hibah.
Penelitian ini berawal dari beberapa keluhan orang terhadap sendi lutut. Sendi lutut merupakan tulang sendi terbesar yang menahan beban tubuh. Karena itu rawan rusak. ”Awalnya saya tidak menyangka kalau proposal yang telah kami ajukan didanai,” tutur Didin Mujahidin yang dihubungi Selasa (5/6/2018).
Tiga kader muda Muhammadiyah ini mengutak-atik logam duralium menjadi bahan implan tulang, khususnya tulang lutut. Implan tulang merupakan suatu alat yang digunakan sebagai penopang bagian tubuh dan penyangga tulang pada kasus patah tulang (fraktur).
Ketua penelitian yang kerap disapa Didin ini menjelaskan, sendi lutut merupakan tulang sendi terbesar yang terletak di antara sendi engkel dan sendi pinggul. Sendi lutut mampu menahan beban sebesar 3-4 kali lipat berat tubuh manusia.
”Namun, sendi lutut juga organ yang rentan mengalami kerusakan akibat aktivitas dan beban kerja yang dilakukan manusia sehari-hari. Kehadiran penyakit, terjadinya kecelakaan, dan bertambahnya usia adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kerusakan sendi lutut,” tuturnya.
Jika kerusakan pada sendi lutut sudah parah, sambung dia, maka langkah yang diambil adalah penggantian sendi lutut total. Sampai saat ini, material standar implan untuk sendi lutut dibuat dari pasangan logam dan polimer.
Dalam penelitian ini, ucap dia, material duralium dijadikan sebagai bahan dasar implan tulang. Duralium merupakan sistem paduan aluminium-tembaga yang diperkaya dengan silikon dan magnesium yang bersifat heat treatable. Pada suhu atmosfer, duralium mempunyai strength-to-weight ratio yang lebih tinggi dari baja.
”Duralium tempa juga mempunyai kekuatan dan konduktivitas yang tinggi. Penggunaan logam duralium sebagai bahan implan, belum ada yang meneliti,” kata Izzal Islam menambahkan.
Penelitian dibimbing oleh Rr Poppy Puspitasari MT PhD ditujukan untuk mengetahui kekuatan duralium terhadap beban dinamis yang dialami menggunakan Software Ansys. Fungsinya pemilihan bahan implan tulang nantinya tidak terjadi pemilihan bahan yang berakibat fatal bagi pengguna implan.
Hasil penelitian ini menunjukkan, material duralium memiliki tegangan geser, tegangan tekan dan elastisitas yang lebih tinggi dari stainless steel.
”Kami harap, hasil penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pembuatan konstruksi maupun komponen alat kesehatan yang menggunakan material duralium,” tutur Achib Irmawati.
Tiga peneliti ini sepakat berupaya semaksimal mungkin atas kepercayaan dari Kemenristekdikti terhadap proposal penelitian yang didanai ini. Untuk bisa lolos Pimnas, tim Didin harus melewati seleksi Monev Juli mendatang.
”Proposal didanai adalah awalan, masuk Pimnas adalah pilihan, emas Pimnas adalah tujuan. Kami bersiap diri untuk menyambut Pimnas 2018 di Yogyakarta Agustus mendatang,” tandas Didin. (Novania Wulandari)