PWMU.CO-Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 1 Trenggalek terus membekali siswanya untuk memiliki keahlian. Salah satunya keahlian merawat jenazah. Rabu (06/06/18), sekolah inovatif ini mengadakan praktik merawat jenazah bagi siswa kelas 5, terutama tata cara memandikan dan mengafani jenazah di Masjid Al Mushallin di area komplek sekolah.
Kegiatan ini dikemas dalam kegiatan pondok ramadhan Baitul Arqom. Pada kegiatan ini, sekolah bekerja sama dengan Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Aisyiyah Trenggalek. Ustadzah Lilik Setoarini yang kebetulan hadir didaulat untuk menjadi pematerinya. Lilik terlihat senang bisa berbagi ilmunya kepada siswa-siswi peserta Baitul Arqom. Kegiatan ini dilakukan guna mengajarkan siswa siswi mengenai cara yang benar dalam hal kewajiban merawat jenazah.
Peserta sangat antusias dalam kegiatan tersebut karena merupakan pengalaman pertama mengkafani ‘mayat’, yang kebetulan diperagakan secara langsung oleh salah satu peserta sebagai jenazahnya. Guru penanggung jawab, Ismuba juga ikut membimbing praktik.
Ustadzah Kodaryati S. Ag menuturkan dengan mempraktikkan langsung tata cara pengurusan jenazah, penyampaian materi menjadi lebih efektif. ”Siswa menjadi lebih mudah menerima pelajaran dan mengingat setiap materi yang dipraktikkan dibanding ketika materi disampaikan dengan ceramah,” kata Kodaryati.
Kodaryati juga menambahkan praktik tersebut sekaligus sebagai pengalaman dan pembekalan bagi siswa dalam melaksanakan kewajiban terhadap jenazah di lingkungan sekitar mereka.
Salah satu siswa Dzakiy Lazuardi mengatakan pengetahuan tentang tata cara penyelenggaraan jenazah jarang diajarkan secara langsung di masyarakat, dan hanya diajarkan di sekolah dan lembaga pendidikan Islam lainnya seperi di sekolah inovatif ini ”Kami lebih mudah mengingat tata cara yang benar mengenai memandikan dan mengafani jenazah dibanding hanya penjelasan melalui ceramah,” tambahnya.
Hal serupa juga disampaikan ananda Zebady. Menurut Zebady, banyak manfaat yang didapat dari praktik tersebut. ”Selain manfaat, kegiatan ini memberikan pengalaman yang bisa kami terapkan ketika terjun ke masyarakat, terutama saat ada keluarga yang meninggal dunia kami tidak canggung lagi ikut serta memandikan dan mengafani mayyit,” jelasnya. (Fahrurrosi)