PWMU.CO – Orang berderma dalam keadaan lapang itu sudah hal lumrah, sudah biasa. Tetapi orang berderma dalam keadaan sulit, keadaan susah itu baru luar biasa. Demikian disampaikan Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya M. Jemadi MA. Pentingnya bersedekah itu disampaikan dalam tausiyah Subuh di Masjid Al-Furqan, Jl Platuk Donomulyo VI/9 Kenjeran Surabaya, Ahad (10/9)
M. Jemadi, menyampaikan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. “Tashaddaquu fainnahum ya’tii ‘alaykum zamaanun yamsyir rajulu bisshadaqaati, falaa yajiidu maa yaqbaluha yagullur rajulu, law ji’ta fiihaa lansi, laa qabiltuha fa ammal yauma falaa haajatani biha,” demikian hafal Ketua Majelis Kader PCM Kenjeran ini.
“Kata Rasulullah, bersedekahlah kalian, maka mendapati suatu hari pada masa itu ada seorang laki berjalan dengan membawa shadaqahnya, tetapi sedekahnya tidak ada yang mau menerima, diaterke sekampung tidak ada yang mau.” ujarnya.
Jemadi melanjutkan, kemudian mereka berkata, seandainya kamu membawa shadaqah kemarin sungguh ada yang mau menerima, maka kalau hiri ini kami tidak butuh lagi sedekah kalian.
“Jadi Rasul itu sudah tahu bahwa suatu hari nanti tidak ada yang mau menerima shadaqah. Bisa jadi di kampung itu sudah kaya raya, tidak membutuhkan bantuan. Oleh karena itu jangan sampai kita mendapati zaman itu sehinga harta kita tidak bisa disucikan lagi,” katanya.
“Zaman yang disampaikan Rasul itu sepertinya belum ada dalam kehidupan kita. Tapi suatu hari nanti akan dialami oleh manusia. Oleh karena itu, mumpung zakat yang kita keluarkan masih ada yang mau menerima, jangan ditahan. Karena Allah memberikan perumpaan bahwa orang bersedekah itu diibaratkan Allah satu butir akan tumbuh tujuh cabang, dan di setiap tujuh itu akan tumbuh seratus buah,” tambahnya.
“Dalam hadits disebutkan bahwa shadaqah itu dapat mencegah dari kematian yang jelek. Jangan hanya kita bilang aamiin tapi dijalani, segera dikerjakan, kebaikan itu jangan ditunda. Menunda itu semakin menanggung derita, “faidaza faraghta fanshab”, sehingga apa yang kita laksanakan hari ini bermanfaat bagi orang lain karena sesungguhnya orang Islam itu dilatih untuk menjadi dermawan.”
Masih kata dia, setiap kali Allah menjelaskan tentang orang bertakwa pasti dibarengi dengan shadaqah. “Jangan pernah bicara saya orang yang bertakwa kalau belum menjadi orang yang gemar shadaqah. Orang berderma dalam keadaan lapang itu sudah biasa, tetapi kalau orang berdarma dalam keadaan sempit itu baru luar biasa.” tegasnya.
Di akhir tausiyahnya, dia menyampaikan, bersedekahlah mulai sekarang sebelum sedekah yang dikeluarkan itu ditolak oleh orang. “Karena kita tidak ada yang tahu kapan jaman itu muncul. Kita tidak tahu apakah di harta kita itu sudah bebas dari hak fakir miskin dan anak yatim, apakah perintah Allah tentang shadaqah itu sudah dikerjakan, apakah sudah diamalkan oleh kita,” pungkasnya. (habibie)