PWMU.CO – Ustad syaifudin mengatakan, ada amalan yang dilakukan oleh seorang muslim namun tertolak. Penyebabnya adalah amalan tersebut tidak sesuai dengan syarat dan rukun syahnya.
“Semisal sholat fardhu yang dengan sengaja dilebihkan jumlahnya,” kata Ustad Syaifudin dalam acara halal bi halal dan pengajian dino putih Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Ketanon Utara, Kedungwaru, Tulungagung, Jumat (29/6/2018).
Dewan syariah Lazismu Tulungagung ini menambahkan, ada pula amalan yang sah namun tidak mendapatkan pahala. “Amalan yang disebarkan termasuk di media sosial. Namun apabila amalnya melalui lembaga dan diviralkan lembaga itu hanya untuk pertanggungjawaban lembaga, maka akan sah-sah saja, tidak termasuk riya inshaallah,” ungkapnya di hadapan 50 jamaah pengajian.
“Sebagai contoh, kita lihat status di media sosial: ‘Alhamdulillah puasa hari ini lancar’, ‘alhamdulillah saya sudah bisa datang ke baitullah’, itu termasuk riya’,” sambungnya.
Sedangkan amal yang paling bagus adalah yang sah dan diterima oleh Allah SWT. Supaya amalan diterima, maka harus selalu dijaga. Amal itu ibarat kayu dan rasa riya’ dan iri itu seperti api. Sebesar apapun kayu akan habis bila dibakar api.
“Maka kita harus menjaga akhlak kita. Sepanjang akhlak baik insyaAllah amal kita akan diterima. Namun bila akhlak kita buruk maka amal kita sudah pasti tertolak,” pungkasnya. (Hendra Pornama)