PWMU.CO – Ada cara gampang menyusun strategi organisasi. Yakni teknik menelisik sejarah lewat galeri program setiap periode sejak awal berdiri hingga sekarang.
Cara itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Ariati Dina Puspitasari saat mengisi Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) III Jawa Timur di Hotel Tanjung Surabaya, Sabtu (7/7/2018).
Ariati mengatakan, sudah menyediakan foto-foto kegiatan khas Nasyiah tiap periode yang tertempel di dinding untuk model pembelajaran selisik sejarah. Harapannya, peserta dapat menebak capaian apa di tiap-tiap periode itu.
Tugas peserta menyimpulkan bagaimana strategi perjuangan Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) secara internal dan eksternal menghadapi permasalahan yang muncul pada zamannya.
Teknik selisik sejarah ini, menurut dia, dapat mengarahkan peserta pelatihan untuk berpikir dan menganalisis, bukan sekadar menerima suapan ilmu.
“Dengan demikian, peserta dapat menuliskan dengan tepat strategi perjuangan internal Nasyiah dan paham bagaimana strategi itu terbentuk dari masa ke masa. Di antaranya adalah pembinaan kepribadian Nasyiah, penyadaran diri untuk mewujudkan visi organisasi, serta penyadaran diri sebagai kader Muhammadiyah,” jelas Ariati.
Dia mengatakan, penyadaran anggota terhadap perjuangan Muhammadiyah, penyadaran diri bahwa kebijakan organisasi harus dapat terimplementasi sampai di tingkat grassroot, dan penyatuan langkah Angkatan Muda Muhammadiyah juga menjadi strategi internal Nasyiah.
“Ada satu strategi internal lagi yang belum berhasil ditemukan peserta yaitu sinergisitas antar departemen. Sedangkan strategi eksternalnya yaitu sikap Nasyiah kepada pemerintah, menjaga hubungan dengan ormas Islam dan non Islam,” tegasnya. (ria eka lestari)
PWMU.CO – Ada cara gampang menyusun strategi organisasi. Yakni teknik menelisik sejarah lewat galeri program setiap periode sejak awal berdiri hingga sekarang.
Cara itu disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) Ariati Dina Puspitasari saat mengisi Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) III Jawa Timur di Hotel Tanjung Surabaya, Sabtu (7/7/2018).
Ariati mengatakan, sudah menyediakan foto-foto kegiatan khas Nasyiah tiap periode yang tertempel di dinding untuk model pembelajaran selisik sejarah. Harapannya, peserta dapat menebak capaian apa di tiap-tiap periode itu.
Tugas peserta menyimpulkan bagaimana strategi perjuangan Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) secara internal dan eksternal menghadapi permasalahan yang muncul pada zamannya.
Teknik selisik sejarah ini, menurut dia, dapat mengarahkan peserta pelatihan untuk berpikir dan menganalisis, bukan sekadar menerima suapan ilmu.
“Dengan demikian, peserta dapat menuliskan dengan tepat strategi perjuangan internal Nasyiah dan paham bagaimana strategi itu terbentuk dari masa ke masa. Di antaranya adalah pembinaan kepribadian Nasyiah, penyadaran diri untuk mewujudkan visi organisasi, serta penyadaran diri sebagai kader Muhammadiyah,” jelas Ariati.
Dia mengatakan, penyadaran anggota terhadap perjuangan Muhammadiyah, penyadaran diri bahwa kebijakan organisasi harus dapat terimplementasi sampai di tingkat grassroot, dan penyatuan langkah Angkatan Muda Muhammadiyah juga menjadi strategi internal Nasyiah.
“Ada satu strategi internal lagi yang belum berhasil ditemukan peserta yaitu sinergisitas antar departemen. Sedangkan strategi eksternalnya yaitu sikap Nasyiah kepada pemerintah, menjaga hubungan dengan ormas Islam dan non Islam,” tegasnya. (ria eka lestari)