Sabben taon e Madure
La tanto ramme
Ramme kalaben bedena
Kerraban sape
Bennyak reng manca pade deteng deri jeuh
Lagu itu menggema di ruang auditorium AR Fachrudin SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidorjo, Senin (16/7/2018). Itulah Smamda Voice dalam konser singkat bertajuk Smamda Voice in Concert, Singapore We are Coming.
”Ini adalah konser dalam persiapan keberangkatan menuju Singapura,” terang Jasmine Mecca Aulia Armani, dara manis kelas XII IPS 4, koordinator Smamda Voice.
Ada delapan lagu yang akan disuguhkan di Singapore International Choir Festival yang berlangsung tanggal 17-23 Juli 2018. “Di sini kami membawakan dua lagu kategori foklor, yaitu lagu Kerraban Sape dari Madura dan lagu Luk Luk Lumbu dari Banyuwangi,” ujar gadis yang akrab dipanggil Ecca ini.
Lagu Kerraban Sape dibawakan dengan sangat atraktif. Suaranya melengking tinggi laksana gadis pesisir memanggil sapi-sapi mereka agar berlari kencang. Gerakannya lincah gemulai, cepat dan gesit seperti para gadis Madura berlari di antara kerikil dan batu padas.
Penyanyi laki-laki tak kalah hebat. Berkaos hitam dengan pecut di tangan, melambai, memekik laksana para pendekar berjibaku dengan dengus busa sapi jantan. Kehormatan nomor satu, kemenangan segalanya. “Hari ini kami tidak mengenakan kostum saat tampil di Singapura, karena semua persiapan sudah masuk koper. Jadi kami pakai kaos Smamda Voice,” lanjut dara kelahiran Sidoarjo 17 tahun lalu.
Di sela bait lagu “Eee sape minggir… duli minggir… ” sesosok tubuh tiba-tiba melejit, melompat ke depan. Ramadhani Adi Rinjani, siswa yang juga pesilat Tapak Suci berputar 360 derajat seraya tangan teracung ke atas, dan menyabetkan cemetinya ke depan. Cetaaaarrr… suaranya cambukannya menggelegar di udara menutup lagu dengan diiringi aplaus panjang nan gemuruh dari siswa baru Smamda. (R6)