PWMU.CO – Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMP Muhammadiyah 13 Campurrejo, Panceng, Gresik, yang dimulai Ahad (15/7/18) ditutup dengan talk show yang menghadirkan guest teacher (guru tamu) seorang remaja tunanetra penghafal Alquran, Selasa (17/7/18).
Dia adalah Khasanah, gadis 19 tahun yang tidak bisa melihat sejak duduk di bangku sekolah dasar kelas VI akibat kecelakaan.
“Di samping tunanetra dia juga yatim,” kata Nurul Wakhidatul Ummah SKom, Kepala Sekolah Hamas School—nama populer SMP Muhamamdiyah 13 Campurrejo—saat memperkenalkan tamunya itu.
Karena mengalami kebutaan itu, lanjut Nurul, ibunda Khasanah memutuskan memasukan anaknya ke Pondok Pesantren Al-Maghfur Sekapuk, Ujungpangkah, Gresik, untuk menghafal Alquran. “Alhamdulillah satu tahun berjalan Khasanah mampu menghafal 10 Juz,” terang Nurul di hadapan para siswanya.
Pembinan Tahfidh Hamas School Badrut Tamam SUd menjelaskan, kehadiran Khasanah diharapkan bisa memotivasi siswa-siswi Hamas School dalam menghafal Alquran. Khasanah adalah guest teacher pertama yang dihadirkan Hamas School di tahun pelajaran 2018-2019.
“Gadis belia yang punya kekurangan tidak bisa melihat ini saja, mampu menghafal Alquran 10 Juz dalam satu tahun, apalagi kita semua termasuk siswa-siswi Hamas School. Masa nggak malu sama beliau,” ujar Tamam.
Untuk meyakinkan para siswa, Tamam meminta beberapa siswa untuk bertanya atau melakukan tes hafalan Khasanah. Seperti yang dilakukan Miftahul Jannah. Dia membacakan Surat Al-anfal Ayat 6 kemudian meminta Khasnah melanjutkan bacaan tersebut. “Alhamdulillah Khasanah meneruskan dengan benar dan lancar,” ujar Tamam.
Sementara itu Elisa Nur Badrina, siswa lainnya, membacakan separoh Ayat 34 surat Attaubah. Kemudian Khasanah melanjutkan bacaan tersebut dengan lancar sampai satu halaman.
Ikut penasaran, seorang guru ikut mengetes Khasanah. Dia adalah Ustadzah Shofiyatul Izzah SPd, yang membaca salah satu ayat dalam surat Al-anfal, lalu meminta Khasanah meneruskan dan menebak sifat apa dan ayat berapa. Dengan cekatan Khasanah melanjutkan lalu menjawab pertanyaan itu. Para siswa pun memberikan applaus alias tepuk tangan.
Selain talk show, di hari terakhir MPLS diadakan Hamas Peduli. Yaitu memberi makanan kepada masyarakat di sekeliling jalan sambil diiringi drumband Hamas Nada.
Menurut Nurul, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar. “Di samping itu membentuk dan menanamkan rasa sosial, simpati, dan empati kepada anak didik Hamas School,” ujarnya saat menutup kegiatan. (Nurkhan)