PWMU.CO-Forum Taaruf dan Orientasi Siswa (Fortasi) 2018 SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo berlangsung panas. Auditorium KH AR Fachrudin yang ber-AC tak cukup mendinginkan. Suasana panas karena penampilan atraktif pentas Class X Show, Kamis (19/7/2018).
Acara ini menampilkan berbagai hiburan zaman baheula hingga modern. “Setiap gugus harus menampilkan satu kreasi seni. Ada tujuh kreasi mulai menyanyi, musikalisasi puisi, perkusi, pantomim, dan teater lokal,” terang Chusnul Isa MPd, juri pentas.
Guru bahasa Indonesia itu yang menentukan jenis kreasi seni yang boleh ditampilkan. “Setiap gugus mengambil undian untuk mendapatkan jenis seni yang harus ditampilkan,”tambah lulusan Universitas Muhammadiyah Surabaya ini.
Berbagai atraksi seni yang ditampilkan peserta Fortasi di luar dugaan panitia. Seperti Gugus 11 yang menampilkan Tari Kecak modifikasi. Amalia Fithri Nur, siswi asal SMPN 4 Sidoarjo menari di tengah penari Bali. “Saya bukan penari, dasar saya adalah silat Tapak Suci. Dulu saya ikut silat waktu di SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo (Muhida),” paparnya ketika ditanya panitia.
Tarian ini bersaing ketat dengan Gugus 2 yang juga menampilkan tari kecak. Bedanya yang di tengah bukan penari, melainkan siswa yang memiliki tubuh jumbo duduk di atas kursi seperti raja dikelilingi para remaja yang menari tari kecak. Sedangkan para gadis mengenakan selendang menari berkeliling seperti penari Keraton Yogyakarta.
Begitu tangan sang raja mengibas, tiba-tiba semua pingsan. Pertunjukan selesai. Sebelum pamit turun panggung, ketua Gugus 2 menyampaikan pesan tarian kecak tadi. “Pesan moralnya adalah jangan buang sampah sembarangan,” tuturnya disambut tepuk tangan dan tawa penonton karena merasa gak nyambung antara tarian dan pesan moral.
Musikalisasi puisi berjudul Raflesia ditampilkan Gugus 10. Diiringi lagu Jangan Menyerah dari D’massif, gugus ini membacakan puisi keluh kesah karena dirinya tak seperti orang lain. Terhina, tersisih, teraniaya. “Raflesia… Raflesia… tak tahukah dirimu, biar pun dirimu berbau busuk, jutaan orang ingin tahu keunikan dirimu,” begitu lengking suara puisi ditingkahi iringan lagu itu. (R6)