PWMU.CO – Untuk menggali informasi lebih dalam tentang seni lukis damar kurung yang merupakan ‘warisan’ Mbah Masmundari (alm), Talitha Shahiza melakukan wawancara dengan sejarawan Gresik Mustakim SS MSi, Jumat (27/7/18), di Kantor Koperasi Warpeka Gresik.
Siswa SMP Muhammadiyah 12 GKB itu ingin mengupas nilai-nilai yang terdapat di dalam karya seni tersebut untuk diikutkan pada Lomba Menulis Esai (LME) 2018 yang diselenggarakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Mengambil objek kearifan lokal berupa damar kurung, Talitha Shahiza, siswa SMP Muhammadiyah 12 GKB, Gresik melakukan wawancara khusus dengan Mustakim SS MSi, sejarawan Gresik,, Jumat (27/7/18).
Siswa yang pernah meraih juara harapan I lomba menulis cerita ini menyiapkan puluhan pertanyaan untuk menggali informasi tentang damar kurung.
Mulai dari sejarah awal ketika Mbah Masmundari melukis sampai dengan proses melestarikan damar yang memiliki kemiripan dengan lampion China ini.
“Kemiripan damar kurung dengan wayang beber itu apa?” tanya Talitha pada Mustakim, yang juga Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik ini.
Damar kurung, menurut Mustakim, memang ada kemiripan dengan wawang beber di zaman Sunan Prapen Gresik. “Memang, inspirasi damar kurung dari wayang beber. Nilai pesan moral itu yang dituangkan dalam gambar dalam damar kurung,” ungkapnya.
Menurut pria kelahiran Lamongan itu, gambar objek manusia di damar kurung kebanyakan hidungnya mancung. “Ini sama dengan gambar yang ada di wayang beber,” terang dia.
Dia juga menjelaskan, pesan moral menjadi pesan utama di damar kurung. “Selain sebagai media untuk mendokumentasikan tradisi, seni, dan sosial, lukisan damar kurung memiliki nilai edukasi berupa pendidikan karakter,” tambahnya.
Selain dari sudut pandang sejarah, siswa yang hobi membaca novel ini ingin mengetahui sejauh mana upaya pelestarian seni yang menjadi ikon Gresik itu.
Menjawab itu, guru SMA Muhammadiyah 1 Gresik ini menjelaskan perihal kontribusi sekolah dalam melestarikan damar kurung.
“Sekarang, di Gresik ada even damar kurung, mulai lomba lukis yang dilakukan siswa, pameran, sampai dengan pemasangan damar kurung di jalan protokol menjelang Idul Fitri.” (Ichwan Arif)