PWMU.CO-Pimpinan Daerah Muhammadiyah Nganjuk mengadakan seminar Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penguasaan e-Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas, Sabtu (28/7/2018).
Acara diadakan di Gedung Pu Sindok dibuka oleh Plt Bupati Nganjuk Sudjono. Tampak hadir Kepala Dinas Pendidikan, Kepala UPT Dinas Pendidika, pengurus PDM dan PDA, serta guru-guru sekolah Muhammadiyah. Total peserta yang hadir pada seminar ini 350 orang.
Materi Pengelolaan Kelas disampaikan oleh Drs Hari Sutarto MPd, pengawas pendidikan. Dalam paparannya dia menjelaskan, pengelolaan kelas yang baik berdampak positif bagi prestasi belajar siswa.
Materi Peningkatan Kompetensi Guru dalam Penguasaan e-Pembelajaran disampaikan oleh Raden Roro Martiningsih SPd MPd, Duta Rumah Belajar Propinsi Jawa Timur sekaligus Duta Rumah Belajar Terbaik Nasional 2017.
Roro menyampaikan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak tahun 2011 telah mengembangkan portal pembelajaran Rumah Belajar yang berisikan konten-konten pembelajaran dan aplikasi e-pembelajaran untuk siswa, guru dan masyarakat umum.
Portal Rumah Belajar telah dimanfaatkan secara luas di seluruh Indonesia baik oleh guru, siswa dan komunitas.
“Rumah belajar dapat diakses di belajar.kemdikbud.go.id di mana saja kapan saja oleh siapa saja. Rumah Belajar terdiri dari delapan fitur utama dan tiga fitur tambahan serta berbagai tautan yang mampu membawa siswa untuk belajar sesuai kebutuhan belajar abad ke-21,” katanya.
Kehidupan di abad ke-21, sambung dia, memerlukan berbagai keterampilan yang harus dikuasai seseorang siswa, sehingga diharapkan pendidikan dapat mempersiapkan siswa untuk mampu menguasai berbagai keterampilan.
Siswa harus kuasai empat pilar kehidupan yang mencakup learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together.
“Empat prinsip tersebut masing-masing mengandung keterampilan khusus yang perlu diberdayakan dalam kegiatan belajar, seperti yang biasa disebut 4C yaitu Communication (komunikasi), Collaboration (kolaborasi), Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah) , and Creativity and Innovation (kreatif dan inovatif), mampu memberdayakan literasi informasi, dan menyelesaikan dengan HOTs (Higher Order Thinking skills).
Menurut dia, pencapaian keterampilan abad ke-21 tersebut dilakukan dengan memperbarui kualitas pembelajaran, membantu siswa mengembangkan partisipasi, menyesuaikan personalisasi belajar, menekankan pada pembelajaran berbasis proyek/masalah.
Selain itu, tambah dia, mendorong kerjasama dan komunikasi, meningkatkan keterlibatan dan motivasi siswa, membudayakan kreativitas dan inovasi dalam belajar, menggunakan sarana belajar yang tepat, mendesain aktivitas belajar yang relevan dengan dunia nyata, memberdayakan metakognisi, dan mengembangkan pembelajaran student-centered sehingga siswa mampu menghadapi tantangan pembelajaran 4.0 (revolusi industri keempat).
Secara singkat, kata dia, pembelajaran abad ke-21 memiliki prinsip pokok pembelajaran harus berpusat pada siswa, bersifat kolaboratif, kontekstual, dan terintegrasi dengan masyarakat.
Peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad ke-21 sangat penting dalam mewujudkan masa depan anak bangsa yang lebih baik. Saat itu guru juga diperkenalkan Sistem Informasi Manajemen Pelatihan Berbasis TIK dengan alamat di simpatik.belajar.kemdikbud.go.id dan sebagian besar guru telah mendaftar di aplikasi tersebut saat kegiatan seminar.
Harapannya guru terus memperbaiki kinerjanya dan terus memacu diri untuk mampu menghadapi pembelajaran 4.0