PWMU.CO – Belajar tentang tokoh Muhammadiyah lebih mudah dan mengena, apabila memiliki hubungan keluarga. Seperti halnya yang dialami oleh Faris Aqila Rayhan kelas 5-F SD Muhammadiyah 4 Pucang-Surabaya. Ia bersama 13 temannya sedang mengikuti pembinaan mata pelajaran Kemuhammadiyaan oleh Novita Utami, Selasa (31/7).
Materi Kemuhammadiyaan hari itu adalah tentang tokoh-tokoh Muhammadiyah. Termasuk KH Ahmad Dahlan, KH Ibrahim, hingga HM. Yunus Anis, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang ke tujuh.
Alangkah senangnya, meski awalnya kaget, saat Bu Novi –panggilan kesehariannya– mendapati ternyata ada salah satu murid yang dibinanya adalah cicit dari Yunus Anis tersebut. Dengan lugunya Faris- panggilan akrabnya mengungkapkan bahwa Yunus Anis itu seperti nama ayah dari omanya. “ Bu Novi, Pak Yunus Anis mirip dengan nama ayahnya omaku,” ungkapnya.
“Bener ta?”tanya Bu Novi penasaran. Kemudian Faris mengatakan jika omanya pernah bercerita kalau nama kakek buyutnya adalah Yunus Anis. Ia pernah menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Lebih lanjut guru yang juga aktif di Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur ini semakin penasaran dengan informasi dari Faris tersebut. “ Sebentar, Bu Novi mau tanya siapa nama Omamu,” tanyanya. Faris tanpa ragu menjawab bahwa nama omanya adalah Bu Qonita.
Mendengar jawaban tersebut Bu Novi kaget dan percaya jika yang diucapkan Faris benar adanya. Sebab Bu Novi juga kenal dengan Bu Qonita Fakhrurrozie Yunus Anis yang juga aktif di Majelis Kesehatan PWA Jatim . “Oalah Faris, berarti kamu itu memang benar cicit dari Pak Yunus Anis,” ucapnya senang.
Dari situ kemudian ia memberi tugas kepada Faris untuk menceritakan sedikit kisah tentang Yunus Anis kepada teman-temannya. Dengan malu-malu siswa yang bercita-cita menjadi insinyur perkapalan ini menuruti instruksi gurunya tersebut. “Pak Yunus Anis itu berasal dari Yogyakarta. Ia dulu seorang tentara dan juga pernah menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Begitu saja,” ucapnya sambil tersipu malu.
“Selain bercerita tentang hal tersebut, adakah pesan oma kepadamu,” tanyanya lebih lanjut. “Pesannya supaya aku jadi orang Muhammadiyah yang bener-bener. Belajar Kemuhammadiyahan yang sungguh-sungguh di sekolah. Begitu pesannya,” jawabnya.
Yunus Anis, lengkapnya Letnan Kolonel M. Yunus Anis adalah Ketua (Umum) PP Muhammadiyah periode 1959-1962, dan telah aktif sebagai Pimpinan Cabang Muhammadiyah Jakarta 1924-1926. Pernikahannya dengan Siti Muchsinah pada 14 Juni 1934 dikaruniai 7 anak, dengan sang bungsu yang kini berdomisili di Surabaya, Qonita Fakhrurrozie.
Selain Qonita, 6 anak lainnya secara berurutan adalah Rofiq Yunus Anis, Hanif (wafat saat kecil), Nasri Yunus Anis, Hanum Sayanghati, Muflichah Rianghati, dan Antho’illah Baikhati. (azizah)