PWMU.CO – KH Ahmad Dahlan memang berhasil membangun lembaga pendidikan Islam modern yang mampu memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat modern. Namun bagaimana ketika sistem pendidikan Islam modern rintisan Muhammadiyah itu jika telah diadopsi banyak pihak? Saat ini, hampir semua lembaga pendidikan, termasuk pesantren telah mengadopsinya. Lantas pembaharuan apa yang bisa Muhammadiyah lakukan untuk menjawab itu?
(Baca: Anies Baswedan: Ahmad Dahlan Pelopor Pendidikan Modern Indonesia)
Ketua PP Muhammadiyah Dr Haedar Nashir dalam diskusi bertema ”Muhammadiyah Abad ke-2 dan Peran Lembaga Pendidikan” mengatakan, persoalan dan tantangan yang dihadapi Muhammadiyah saat ini adalah pembaharuan kembali sistem pendidikan Islam modern yang selama ini menjadi label Muhammadiyah.
“Karena ketika hampir semua lembaga pendidikan telah mengadopsi sistem pendidikan Islam modern Muhammadiyah, maka secara otomatis pendidikan modern kita, menjadi tidak modern lagi,” terangnya. Haedar mempertanyakan, apa yang akan ditawarkan oleh Muhammadiyah untuk kembali berada di depan lagi.
Tidak ada pilihan lain, kata Haedar, kecuali Muhammadiyah harus melakukan terobosan dan lompatan secara progresif sesuai dengan perkembangan zaman. Haedar mengingatkan, bahwa kecenderungan saat ini, ada beberapa lembaga pendidikan di luar Muhammadiyah yang sudah selangkah lebih maju.
(Baca: Haedar Letakan Batu Pertama Pembangunan Laboratorium Terpadu UMP)
”Sistem pendidikan Muhammadiyah harus semakin dinamis, makin maju, dan makin modern. Tetapi tetap memberikan penguatan dan aktualisasi karakter pendidikan Islam yang modern (karakter Islam berkemajuan),” kata Haedar dalam Sesi ke-3 Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah yang diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, hari ini (13/5). (aan)