PWMU.CO – Saya harus pulang melihat keluarga yang saat ini berada di tenda pengungsian. Demikian kalimat yang meluncur dari bibir Ela bergemetaran saat berpamitan pada pengasuh Islamic College Aisyiyah Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kota Malang, Jl Telaga Kautsar Malang, (9/8).
Dan, tangis haru pun mewarnai ruang utama pondok pesantren kader Aisyiyah itu. Ketika Laela Hidayatillah, nama lengkapnya, berpamitan pada semua pimpinan Aisyiyah dan pengasuh pondok yang kebetulan sedang rapat.
Ela menceritakan bahwa keluarganya kini berada di tenda pengungsian. Dia sedih karena hanya mendengar kabar dari keluarganya. Niat untuk untuk pulang kampung melihat keluarganya disampaikan Ela pada pengasuh pondok.
“Saya harus pulang melihat kondisi keluarga saya di tenda pengungsian saat ini,” ujar Ela sambil gemetar dan meneteskan air mata. Tak pelak suasana menjadi hening dan larut dalam kesedihan Ela.
Pada PWMU.CO, Ela mengatakan tempat tinggalnya yang beralamat di Jl Raya Tanjung, Dusun Teluk Dalam, Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Kabupaten yang termasuk daerah yang paling parah kerusakannya. Hampir semua rumah mengalami kerusakan berat.
“Saya dapat kabar kalau rumah kami rusak parah. Sebelum ada tenda pengungsian, semua keluarga saya tidur di sawah. Termasuk keponakan saya yang masih bayi,” jelas Ela sembari mengusap air matanya yang semakin deras menetes di pipinya. “Tapi alhamdulillah saat ini kabarnya sudah berada di tenda pengungsian.”
Putri dari pasangan Mahmud dan Faridah itu pulang dengan penerbangan pesawat yang sudah disiapkan tiketnya oleh PDA Kota Malang dan para pengasuh pondok. “Saya berterima kasih pada semua ibu-ibu yang perhatian pada keluarga kami, juga terimakasih atas semua yang telah dilakukan untuk saya,” ucapnya.
Ela merupakan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang jurusan Ekonomi Pembangunan. Dia sudah 2 tahun tinggal di pesantren kader Aisyiyah atau lebih dikenal dengan ICA (Islamic College Aisyiyah) .
Menurut pengasuh pondok yang juga karyawan UMM, Choiriyah, Ela merupakan salah seorang santri yang rajin dan aktif dalam setiap kegiatan Persyarikatan. Tak heran jika dia selalu menorehkan prestasi membawa nama harum Aisyiyah kota Malang.
“Dia anak yang rajin dan aktif. Banyak prestasi yang diraihnya untuk mengharumkan Aisyiyah,” ujar Choiriyah. “Makanya apa yang kami berikan pada Ela itu tidak seberapa. Kami ingin sedikit mengurangi rasa sedihnya. Saat kabar gempa Lombok tersiar, Ela selalu sedih. Dia sangat kaget dan gemetaran terus,” cerita Choiriyah.
“Untuk itu kami izinkan dia pulang. Biar sedikit bisa mengurangi kesedihannya sekaligus melepas rasa rindu pada keluarga di Lombok,” pungkas Choiriyah. (uzlifah)