PWMU.CO-Saat ini kita dihadapkan pada persoalan tuna moral. Urusan dunia menjadikan kita menjadi insan yang lupa diri. Karena itu pada kesempatan mulia ini, mari bersama kita pahami kembali makna ayat-ayat Alquran yang menjelaskan tentang kenikmatan bersyukur.
Hal dikatakan Busyro Muqoddas ketika menjadi khotib shalat Idul Adha di pelataran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang penuh sesak jamaah, Rabu (22/8/2018).
Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah itu mengatakan, kisah Nabi Ibrahim dapat menerima ketentuan Allah dengan lapang dada harus kita teladani dalam amalia sehari-hari. ”Momentum perayaan Idul Adha ini diharapkan tidak hanya menjadi seremonial semata,” tuturnya.
Kisah Nabi Ibrahim, sambung dia, adalah kisah yang harus sering-sering kita ingat dan amalkan, tentang kelapangan dalam menerima garis hidup yang telah ditentukan oleh Allah swt.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2010-2011 ini juga menyampaikan momentum Idul Adha memiliki makna mendalam mengisyaratkan tentang keikhlasan dan kesabaran serta cara mendekatkan diri pada Allah.
Memaknai hari raya Idul Adha harus dengan rasa syukur atas kenikmatan dalam hidup. Busyro mengingatkan untuk terus mengevaluasi diri dan menjadikan momen-momen sakral seperti ini sebagai penanda untuk terus menjadi insan yang mulia di hadapan Allah swt.
Ketua Panitia Pelaksana Rahmad Pulung Sudibyo melaporkan, jumlah hewan kurban sebanyak tujuh ekor sapi dan 21 ekor kambing yang sudah diperiksa dalam kondisi sehat. Daging hewan-hewan kurban tersebut juga dibagikan kepada masyarakat yang berada di sekitar Kampus III UMM.
“Patut kita syukuri, saat ini kita semua dapat membagikan rasa nikmat dan syukur kita dengan kembali melakukan penyembelihan hewan,” kata Pulung. (Izzudin)