PWMU.CO – Hari Arafah 9 Dzulhijjah tahun 1439 ini menjadi momen spesial, selain Idul Adha, bagi warga Hamas School—sebutan untuk SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Panceng, Gresik.
Bagaimana tidak? Arafah Day itu diisi dengan serangkaian kegiatan khusus yang sengaja diselenggarakan oleh para asatidz (seluruh guru) Hamas School pada Selasa (21/8/18).
“Program ini menjadi langkah awal pembiasaan untuk anak-anak berpuasa sunah. Jadi, kami sengaja mengundang mereka untuk buka bersama di akhir acara,” tutur Nurul Wakhidatul Ummah SKom, Kepala Sekolah Hamas School.
Koordinator acara Arafah Day Badrut Tamam AlHafidz SUd menjelaskan, kegiatan dimulai dengan tilawah dan khatmil quran atau khataman Alquran.
“Sebelumnya anak-anak dibagi secara acak untuk membaca masing-masing satu juz, kemudian dilanjutkan dengan menonton video bersama, lalu pembukaan darling (tadarus keliling), dan diakhiri dengan buka bersama,” jelasnya.
Di dalamnya, juga diselingi pemutaran video seputar Arafah, dan tanya jawab oleh MC (master of ceremony atau pembaca acara). Ketika ditanya mengenai sejarah penamaan Arafah, Villa Rahmawati, salah satu siswi Hamas School tampil ke depan.
“Sejarah penamaan Arafah yang pertama adalah dari kata ta’aruf yakni pertemuan dan perkenalan antara Nabi Adam dan Hawa,” jawabnya.
Reza Firdiana, siswi kelas VIII B juga menjawab, “Kata Arafah juga berasal dari pertanyaan Malaikat Jibril kepada Nabi Ibrahim setelah selesai mengajarinya praktik manasik haji, ‘hal arafta?’ Kemudian dijawab ‘araftu‘,” urainya.
Dan yang ketiga, sambungnya, adalah pengakuan manusia dari dosa-dosa yang telah dilakukan selama ini.
Acara yang digagas oleh Ustadz Tamam—panggilan akrab Badrut Tamam yang mengajar tahfidh ini—ditutup dengan buka bersama dan shalat Maghrib berjamaah.
“Anak-anak berbuka dengan takjil dan minum es buah, kemudian shalat Maghrib, dan dilanjutkan dengan makan bersama asatidz dan seluruh siswa,” jelasnya.
Anik Ismayanti SS, salah satu guru Hamas School ikut senang dengan acara ini. “Seneng bisa bukber (buka bersama) sama anak-anak sambil memberi wawasan ke mereka tentang puasa Arafah, dan kebaikan yang bisa diambil dari melaksanakan puasa tersebut,” ujarnya.
Ustadzah Yanti—panggilan akbrabnya—berpesan, agar warga Hamas School senantiasa istiqamah melaksanakan puasa tersebut tiap tahun.
“Orang Islam kan sudah terbiasa puasa Ramadhan sebulan penuh. Jadi bukan hal berat jika hanya disunahkan puasa sehari saja. Apalagi dengan ganjaran yang begitu besar: diampuni dosanya selama dua tahun. Sungguh Allah Maha Pengasih dan Penyayang,” pesan dia.
“Jadi buat anak-anak Hamas khususnya, jangan lewatkan kesempatan emas yang Allah berikan ini,” tegas ibu dari dua anak ini.
Sementara itu, dalam kegiatan Idul Adha 1439, Hamas School memusatkan kegiatan shalat Ied dan berkurban bersama warga Muhammadiyah setempat di Masjid Al Ikhlas, Campurerjo, Panceng, Gresik, Rabu (23/8/18). (Fillah)