PWMU.CO-Tes kompetensi Bahasa Inggris untuk guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (SD Mudipat) berlangsung seru dan lucu. Pasalnya ada peserta yang benar-benar kemampuan Bahasa Inggrisnya nol putul alias tidak tahu sama sekali.
Saat tes listening dimulai, satu peserta langsung menggerutu dengan berkomentar, ”Ngomong opo sih?” Sontak omongan itu membuat lainnya tertawa.
Tak hanya itu, ada pula peserta yang mengisi lembar jawaban diarsir meliuk-liuk seperti ular pada menit-menit akhir. ”Lah, nggak paham juga, mau bagaimana lagi,” katanya lantas disambut tawa riuh seisi ruangan.
Di sudut lain, Puji Astuti tampak kerepotan mengisi lembar jawaban. Guru berumur 58 tahun itu bolak-balik diingatkan pengawas ujian lantaran lembar jawabannya belum diarsir sempurna.
“Bingung, Bu,” kata guru Bahasa Jawa itu sembari tersenyum.
Pengawas Irwanti Nurika Vidayanti yang juga kepala cabang LIA Ngagel kemudian menghampiri meja Tutik, panggilan Puji Astuti, untuk membimbing.
”Pokoknya jangan ada jawaban kosong, ya. Kerjakan sebisanya bapak ibu,” ujar Irwanti pada menit-menit akhir.
”Sebisanya bagaimana, lha wong memang tidak bisa, Bu,” celetuk salah satu peserta. Seisi ruangan pecah tawa lagi.
SD Mudipat bekerja sama denga Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional LIA Cabang Ngagel Surabaya mengukur kompetensi berbahasa Inggris guru dan karyawan. Ini merupakan program jangka panjang untuk mengiringi kebijakan Kepala Sekolah M. Syaikhul Islam yang akan menjadikan sekolah ini berbasis internasional.
Dari hasil tes nantinya diklasifikasikan kemampuan masing-masing guru dan karyawan. Kemudian diadakan pelatihan intensif berdasarkan kelas kemampuan masing-masing. (Mulyanto)
Discussion about this post