PWMU.CO-Bulan Suro masih diidentikan oleh segelintir masyarakat, utamanya Jawa dengan bulan yang tidak baik buat ngedekno terop (pernikahan dan sejenisnya). Masyarakat awam pun berkeyakinan bahwa tidak boleh membuat gawe di bulan Suro. Jika iya, katanya akan terkena petaka. Benarkah demikian?
Siswa kelas VI SD Muhammadiyah 6 Gadung, Surabaya Dimas Firmansyah Rahman dengan tegas menepis mitos yang berkembang di masyarakat terkait dengan anggapan bulan Suro sebagai bulan yang tidak baik buat membikin acara atau gawe.
“Jelas itu nggak benar. Tidak ada bulan yang tidak baik dalam Islam. Apalagi bulan yang dapat membawa petaka,” kata Dimas dalam pagaleran Wayang Damen menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriyah, yang pentas di halaman sekolah di Jl. Gadung III No 7 Wonokromo, Surabaya, Senin (10/9/2019).
Dalam pagelaran wayang damen itu, Dimas bersama dengan Rania Yasmin dan Muhammad Arizona bertidak sebagai dalang cilik SDM 6 Gadung.
Dimas menyatakan, semua bulan dalam Islam itu dipandang baik. Tak terkecuali dengan bulan Suro, yang dalam kalender Islam bertepatan dengan bulan Muharram. “Jangan sampai kita termakan mitos. Nantinya bisa terjerumus dalam perbuatan sirik,” tegasnya di hadapan ratusan siswa, guru dan wali murid.
Dimas kemudian menuturkan, bulan Muharram dalam Islam justru dipandang istimewa karena banyak peristiwa baik terjadi di bulan tersebut. Salah satunya peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dari Mekkah ke Madinah.
“Nah, peristiwa hijrah Nabi dikemudian ditetapkan sebagai awal tahun kalender Islam. Sementara hijrah itu sendiri kan artinya pindah dari kejelekan menuju kebaikan,” tandasnya.(Aan)