PWMU.CO – Masih adanya anggapan berkegiatan di Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) adalah sesuatu yang sia-sia, dinilai berawal dari pemahaman arti perjuangan yang masih rendah.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bungah Suhali menegaskan hal itu saat membuka Musyawarah Cabang (Musycab) VI Nasyiah Bungah, Gresik, Selasa (11/9/18).
“Selalu sampaikan bahwa motivasi ber-Nasyiah adalah membantu agama Allah. Jika kamu membantu agama Allah, maka Allah akan membantu kalian. Mungkin Allah akan memberikan pertolongan kita berupa rezekinya barakah, anak yang kita lahirkan itu jadi anak yang mudah diatur, suaminya ahli ibadah, dan lain sebagainya,” tegasnya.
Bertempat di Madrasah Ibtidaiyah As Saadah (MIAS) Bungah, Gresik, Suhali menyampaikan harapannya pada Musycab yang harusnya diselenggarakan delapan tahun lalu.
“Semoga kegiatan hari ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, bermakna, untuk perjuangan Muhammadiyah khususnya Nasyiah periode mendatang,” harapnya.
Dia melanjutkan, apa yang diputuskan dalam acara ini harus menjadi representasi perjalanan organisasi ke depan.
“Nasyiah itu organisasi otonom Muhammadiyah. Artinya membantu Muhammadiyah dalam meraih cita-cita Persyarikatan. Jadi tidak terpisahkan. Apa yang dilakukan Nasyiah, juga bersumber dari Muhammadiyah. Jadi tidak boleh melenceng dari induknya yaitu Muhammadiyah,” tuturnya.
Suhali mengingatkan, karena ini organisasi sosial keagamaan maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan hendaknya bermanfaat dalam bidang sosial yang bernilai dakwah.
“Cari terobosan sehingga menarik kegiatannya. Murah-murahan wae, tapi di situ ada obrolan, yang memunculkan satu kegiatan saja, tapi fokus,” ujarnya. Menurutnya, tantangan yang dihadapi Nasyiah cukup banyak, di antaranya keanggotaan.
“Gerakkan Ranting, jangan hanya ada namanya. Contohnya di Ranting Melirang, banyak anggotanya yang jadi ‘mahasiswa’ di Mie Sedaap, jadi ya ndak jalan organisasinya, karena pemahaman nilai perjuangannya kurang,” jelasnya disambut riuh tawa peserta Musycab. Maksudnya, organisasi tidak jalan karena anggotanya sibuk jadi pekerja pabrik mi.
Dia menekankan pengaderan ini tidak boleh hilang, dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), ke Nasyiah, baru ke Aisyiyah.
“Setelah dari sini, adik-adiknya, anak-anaknya, ponakan-ponakannya (keponakan), ayo didorong bergabung di Nasyiah. Diopeni bareng (dirawat bersama). Rekrut jadi anggota. Biasane lek ditari iku angel (biasanya kalau ditawari itu sulit). Jadi strateginya yang perlu dipikirkan supaya menarik,” ungkap Suhali.
Dia berpendapat, menanamkan jiwa perjuangan itu sangat penting bagi loyalitas kader Persyarikatan.
“Perjuangan itu membutuhkan pengorbanan dan Allah akan memberi balasan atas apa yang kita korbankan. Yang sudah kerja, dimudahkan rezekinya, sehat, uangnya banyak, sehingga saat perlu dana, tidak sulit carinya,” ucapnya.
Suhali berpesan Nasyiah harus semakin maju dan menjadi pengaruh terhadap perjuangan Muhammadiyab ke depan.
“Mampu memberi manfaat pada masyarakat, bangsa, dan negara, dan Islam menjadi agama yang diperhitungkan oleh agama lain,” pesannya. (Ria Eka Lestari)