PWMU.CO – Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD IMM) Jawa Timur mendesak pemerintah membuat kebijakan alias langkah konkrit untuk penguatan nilai tukar Rupiah atas US Dollar.
Pasalnya, melemahnya nilai tukar Rupiah atas US Dollar dinilai dapat menimbulkan efek signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Salah satunya bisa mengakibatkan krisis moneter sebagaimana terjadi di Turki dan Argentina.
“Pemerintah harus segera mengambil langkah konkrit untuk penguatan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar. Jika tidak segera, maka dikhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis moneter,” kata Ketua Bidang Hikmah DPD IMM Jatim Baikuni Alsafah saat ditemui di Kantor Muhammadiyah Jatim, Senin (17/9/18).
Sejak pagi hingga siang hari ini, sebut Alsa, sapaannya, nilai Rupiah terhadap US Dollar terus melemah. “Nilai tukar Rupiah masih lemah, yakni bergerak di kisaran Rp 14.862 hingga Rp 14.882 per US Dollar,” tegasnya.
Sekretaris Bidang Hikmah DPD IMM Jatim Bahrul Amiq menduga, lambanya gerak pemerintah mengatasi melemahnya nilai tukar Rupiah ini ditengarai lantaran pemerintah dekat dengan kepentingan asing. “Pemerintah tidak mau mendengar aspirasi rakyat alisa tidak pro rakyat,” ungkapnya.
Maka dari itu, ia menyerukan, kepada Pimpinan Cabang IMM se-Jatim agar menggelar konsolidasi untuk persiapan aksi serentak di masing-masing daerah.
“Kami serukan kepada PC IMM se-Jatim untuk menggelar aksi menyikapi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US dollar ini,” serunya.
Sementara itu, Ketua Umum DPD IMM Jatim Abdul Musyawir Yahya menyatakan, rencana aksi IMM Jatim menyikapi terpuruknya nilai tukar Rupiah atas US Dollar ini tidak ada kaitannya dengan kondisi perpolitikan Indonesia. Terutama menjelang Pilpres 2019.
Menurut dia, aksi ini murni bentuk keprihatinan kader IMM Jatim terhadap kondisi bangsa Indonesia terkini. “Kami tidak ingin Indonesia terjerembab dalam krisis moneter sebagaimana tahun 1998,” paparnya.
Pria asal Sulawesi ini meminta, pemerintah serius dalam membuat kebijakan yang pro-rakyat. Terutama kebijakan terkait penguatan nilai tukar Rupiah atas US Dollar. “Harus ada kebijakan konkrit dari pemerintah utuk mengatasinya,” tegasnya. (Aan)