PWMU.CO – Masalah tumbuh-kembang anak dibahas tuntas oleh Dr dr Lestari Sudaryanti MKes dalam Kegiatan Triwulan Ke-2 Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Gresik, di Masjid Muttaqin, Balongpanggang, Gresik Ahad (30/9/18).
Dosen Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya itu memaparkan masalah gizi yang terjadi pada anak di Indonesia. Salah satunya adalah stunting yang saat ini menjadi topik hangat di kalangan tenaga kesehatan.
Sebagai catatan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
“Kesehatan anak, khususnya bab tumbuh-kembang harus diperbaiki sejak bayi berada dalam kandungan. Beberapa cara bisa Bunda lakukan dalam memberikan pengaruh pada tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan, salah satunya adalah dengan terapi musik Mozart yang memiliki kekuatan <1500Hz,” paparnya.
Menurut dokter Lestari—sapaannya—dalam mencetak generasi yang cerdas dan kuat, harus mempertimbangkan gizi yang masuk dalam tubuh; mulai dari vitamin, karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.
“Selain kecukupan nutrisi pada anak, selama kehamilan Bunda harus memantau kondisi berat badan dengan cara menghitung IMT (indeks masa tubuh) sehingga Bunda dapat mengetahui apakah masuk dalam kategori kurus, normal, atau obesitas” terangnya.
Lestari menjelaskan, selain pemberian gizi seimbang dan control IMT, pembentukan karakter anak pascapersalinan sampai usia lima tahun juga harus diberikan pendidikan sesuai usianya.
“Jangan bangga jika anak Bunda pada usia dini sudah lancar berbahasa Inggris, matematika, dan sebagainya, tapi tidak memiliki karakter yang baik. Karena ilmu seperti matematika dan bahasa Inggris dapat dipelajari secara singkat. Namun karakter? Maka akan membutuhkan waktu yang lama,” tuturnya.
Soal karakter, Lestari mengingatkan agar tidak memberi tekanan lebih pada anak untuk bisa ini dan itu pada usia yang belum seharusnya, hanya karena ingin menunjukkan bahwa anaknya sangat cerdas. “Namun sebenarnya Bunda memberikan kesempatan untuk anak merasa lelah belajar di masa dewasanya,” tegasnya.
Lestari lalu memberikan tips penanaman karakter positif pada anak yakni pada saat anak menjelang tidur. “Karena pada saat menjelang tidur adalah fase gelombang Alpha sehingga apa yang masuk ke dalam fikiran anak akan mudah diingat,” ujarnya.
Selain itu, dia menambahkan, lakukan pendekatan-pendekatan emosional kepada anak. Dan yang paling penting adalah ajari anak berkata jujur dalam hal apapun.
“Memberrikan gizi seimbang dan menanamkan pendidikan karakter baik pada anak akan membantu bangsa Indonesia bergerak menuju bangsa yang kuat dan bangsa yang sehat,” pesannya. (Nia Ambarwati)