PWMU.CO-Ibu-ibu hamil diminta memperhatikan asupan gizinya untuk menghindari kelahiran bayi kerdil (stunting). Bayi kerdil otaknya juga mengecil dan memengaruhi kecerdasan.
Hal itu disampaikan dr Taufiqur Rahman SPA dalam Seminar Generasi Bebas Stunting, Generasi Tangguh di Auditorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML), Sabtu (13/10/2018). Hadir sebagai pembicara dokter RSML di antaranya dr Supratikto SPOG dan Ponco Alih Yuswanti SGz.
Dokter Taufik mengatakan, perkembangan otak anak yang normal cenderung terus tumbuh besar proporsional dengan pertumbuhan badannya. ”Anak yang mengalami stunting, otaknya cenderung lebih kecil,” tuturnya.
Anak-anak alami sindrom stunting, ujar dia, bisa dilihat dari masa emas tumbuh kembang seribu hari kehidupan. Dari masa hamil hingga usia dua tahun. Jika pertumbuhan anak sangat lambat itu tanda kena stunting.
Dokter Supratikto mengulas munculnya sindrom stunting pada bayi. Menurut dia, bayi stunting disebabkan oleh pertama, kondisi anak kurang gizi. Pertumbuhan lambat.
Kedua, sambung dia, waktu kehamilan kurang nutrisi, gizi. Kurang menjaga kebersihan diri seperti keputihan. Ketiga, sidrom dapat dicegah dengan status nutrisi pada ibu dan anak di saat seribu hari awal kehidupan bayi.
Keempat tata laksana mencegah stunting harus terpenuhi seperti ASI usia 0 sampai 2 tahun, gizi, nutrisi, olahraga, edukasi kehamilan yang sehat, menghindari kontaminasi sumber makanan berbahaya.
Ahli gizi Ponco Alih Yuswanti menyarankan agar waspada BTM alias bahan tambahan makanan. Jenisnya adalah pewarna, pemanis, penyedap dan pengawet. ”Pilih BTM yang aman,” ujarnya.
Direktur RSML Hj. Umi Aliyah dalam sambutannya mengatakan, seminar ini memeriahkan milad Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan ke-50. (Umi Hanik )