PWMU.CO – Badak bercula satu menjadi viral di Latihan Kepemimpinan Penghela (LKP) Dewan Amaliyah Hizbul Wathan (DA WA) SMA Muhammadiyah 1 Babat yang berlangsung di Bektiharjo, Tuban, Jumat-Ahad, (12-14/10/18).
Pada beberapa kesempatan, panitia dan peserta dengan bangga berfoto dengan gaya badak bercula satu: meletakkan tangan kanan yang menggenggam di atas kepala dan jari kelingking ditegakkan lurus ke depan.
Bahkan pada sesi foto bersama usai upacara penutupan, seluruh panitia dan peserta bergaya yang sama.
Berfoto dengan gaya itu adalah identitas bagi DA HW 2018-2019. “Setiap periode memiliki identitas yang khas dan unik-unik,” terang Siti Nur Alfiyah, salah satu Pembina DA HW SMA Muhammadiyah 1 Babat.
Menurutnya, gaya badak bercula satu yang digagas oleh Dewan Pembina HW 2018-2019 itu punya tujuan agar peserta memiliki kekuatan sebagaimana badak bercula satu, saat dalam menghadapi rintangan di masa kepengurusannya nanti.
Dia berharap gaya badak bercula satu tidak hanya menjadi kenangan dalam foto saat LKP. “Namun kelebihan yang dimiliki oleh badak bercula satu dapat tertanam diri peserta LKP,” ujarnya. “Sehingga peserta dapat menghadapi setiap rintangan dalam kepemimpinan periode ini.”
LPK yang dibuka oleh Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat Nurul Huda dan ditutup oleh Siti Nur Alfiyah ini diikuti oleh 30 peserta.
Menurut Shofa Riski—Rimata atau Ketua DA HW 2017/2018 SMAM 1 Babat—LPK merupakan kegiatan tahunan. “Kegiatan ini sebagai sarana mencetak kader-kader HW yang siap menjadi pandu berkarakter sebagaimana undang-undan dan janji HW,” ucapnya.
Dia menjelaskan, dari tahun-ke-tahun pelaksanaan LKP selalu memiliki ciri yang khas. “Tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar dalam pelaksanaan LKP DA HW SMAM 1 Babat,” ujarnya.
Dia menyampaikan, pada tahun 2017/2018 DA HW SMAM 1 Babat berhasil mengonsep LKP yang dapat memperkuat karakter peserta menjadi lebih baik.
“Karakter yang telah diasah dalam LKP tersebut di antaranya adalah kedisiplinan, kesopan-santunan, kekompakan, kreatifitas, kesederhanaan, kepedulian, kegigihan, dan kepemimpinan,” terangnya.
Untuk kali ini, kata Riski, panitia mengonsep LKP dengan detail. “Sehingga tidak ada waktu luang bagi peserta untuk melakukan hal-hal yang tidak mendukung pelatihan. Jadi peserta bisa berfokus mengikuti LKP,” tambahnya.
Beberapa Ramanda—sebutan khas senior Pandu HW—memberikan materi dalam LDK kali ini. Yaitu Juma’in, Singa Aulia, Aminulloh Fatkhur Rozi, Febrian alias Saypot. (Mardiana)