PWMU.CO – Relawan medis Muhammadiyah dari DMC (Disaster Medical Committee) RS’Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, mengunjungi tenda-tenda pengungsian untuk memberikan pelayanan kesehatan buat korban gempa Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kunjungan dilakukan oleh tim yang beranggotakan Kurniawan Amd Kep dan Kritis Ardiansyah SKep Ns ke pos pengungsi di Dusun Monggal Atas, Desa Genggelang, Gangga, Lombok Utara, Kamis (17/10/18).
Kurniawan menceritakan, ketika melakukan pelayanan dan penyuluhan kesehatan ke pos desa itu pihaknya menemukan nenek berusia 135 tahun sedang mengungsi di tenda pengungsian. Nenek itu bernama Sirri.
“Orang tertua di desa itu kami temui sedang tidur di tenda darurat yang ukurannya kecil. Tendanya hanya ditutup dengan selembar kain sarung yang dirobek,” ujar Kurniawan ketika dihubungi PWMU.CO, Jumat (19/10/18).
Dia menerangkan, secara fisik Nenek Sirri memang kelihatan sudah renta. Tapi penglihatan si Nenek masih bagus. Bahkan, dia masih bisa memasukkan benang ke dalam lubang jarum.
“Yang agak berkurang dari Nenek Sirri adalah pendengarannya. Jadi kami saat berkomunikasi perlu menaikkan volume,” paparnya
Nenek Sirri, lanjut dia, juga masih dapat menceritakan peristiwa gempa bumi dengan magnitudo 7 skala ricter mengguncang Lombo Utara yang mengakibatkan rumahnya roboh dengan gamblangnya.
“Ketika gempa itu terjadi, saya berjalan keluar rumah menyelamatkan diri dibantu oleh anak bungsu saya yang tinggal satu rumah,” kisahnya kepada Kurniawan sambil tiduran di tenda darurat. Nenek Sirri menceritakan hal tersebut dengan sangat antusias.
Lebih lanjut, Kurniawan menerangkan, Nenek Sirri, mengeluh sering mengalami gangguan pencernaan, nyeri perut, dan diare.
“Kami jelaskan kepada keluarga Nenek Sirri bahwa penyakit itu kerap menyerang warga yang tinggal di tenda darurat karena abai dengan kebersihan diri dan lingkungannya. Sebab kondisi tenda sempit dan disitu disimpan perabot minum dan makan yang mulai dikerumuni lalat,” tuturnya.
Selama ini, sebut Kurniawan, Nenek Sirri menjaga kesehatanya dengan menghindari minum kopi. “Saya tidak lagi minum kopi. Sudah 3 tahun ini,” urainya.
“Kalau begitu kopinya buat saya saja,” pinta Kurniawan sambil bercanda. Nenek Sirri pun tertawa lepas, dan tim juga tertawa sampe terpingkal-pinkal.
Selepas melakukan palayanan kesehatan, tim DMC RSASF berkolaborasi dengan relawan psikososial MDMC Jateng atas nama Khoirul Niam dan Iyas M kemudian memberikan trauma healing kepada Nenek Sirri dan keluarganya. “Alhamdulillah, si Nenek tampak tersenyum lebar,” ungkapnya.
Tim DMC RS Aisyiyah Siti Fatimah kemudian berpamitan dengan Nenek Sirri dan keluarga. Lalu melanjutkan menyisir ke lokasi berikutnya, yakni di Dusun Selelos dan Bentek, Gangga Utara. (Aan)