PWMU.CO-SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya atau SD Mudipat bekerja sama dengan Ikatan Walimurid (Ikwam) mengadakan Workshop Gerakan Keluarga Sadar Obat melalui program Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) di Auditorium TMB, Jumat (19/10/2018).
Hadir sebagai narasumber adalah Laily Sofiah, apoteker Apotek Watsons. “Obat merupakan salah satu sarana penunjang kesehatan. Pengobatan sebagian besar dilakukan dengan menggunakan obat,” ujar Laily.
Laily menambahkan, obat dapat memberi manfaat menyembuhkan penyakit namun juga menimbulkan kerugian atau racun.
“Obat jadi racun bila diminum tidak sesuai dosis atau seseorang yang punya alergi terhadap obat-obat tertentu,” tambahnya. “Obat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras.”
Laily menjelaskan, obat bebas dapat diperoleh tanpa resep dokter. Ada tanda lingkaran hijau pada kemasannya. Obat bebas terbatas dapat diperoleh tanpa resep dokter tapi mengandung bahan relatif berbahaya. Ada tanda lingkaran biru pada kemasan.
Obat keras, dia melanjutkan, memperolehnya harus dengan resep dokter. Mengandung bahan berbahaya, merupakan obat wajib apoteker, diserahkan oleh apoteker. Ada tanda lingkaran merah pada kemasan.
“Perlu diperhatikan, obat kalau sudah dibuka, ada batas waktu penggunaannya meskipun masa expire-nya masih lama,” katanya.
Contohnya obat sirup, kata dia, kalau sudah dibuka, maksimal penggunaanya dua bulan. Begitu juga dengan obat tetes mata. Kalau sudah dibuka, jangan digunakan lebih dari satu bulan, karena ph-nya sudah berubah. Satu obat tetes mata harus digunakan untuk satu orang saja.
“Penting diketahui, obat harus didapat dari sumber resmi yaitu apotek atau toko obat berizin. Gunakan obat dengan dosis, interval atau frekuensi, dan lama pemakaian dengan benar. Simpan obat dalam kotak obat, lemari es atau freezer,” pesannya.
Membuang obat kemasannya harus dirusak dulu, ujar dia menambahkan. Kemudian diencerkan, dibuang di tempat sampah atau di saluran air. Kalau obat dibuang dengan kemasan yang masih utuh, khawatir obatnya diambil lagi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk kemudian dijual lagi, itu berbahaya,” pesannya lagi. (Anang)