PWMU.CO– Bantaran Bengawan Solo di Desa Keduyung Kecamatan Laren Lamongan longsor, Ahad (28/ 10/2018). Akibatnya tiga rumah warga hancur jatuh ke sungai. Sementara dua rumah dan satu bengkel berposisi menggantung. Bersyukur tidak ada korban jiwa.
Hasanudin, pemilik bengkel, menceritakan satu hari sebelumnya terjadi tanah retak sepanjang 100 meter di lokasi itu. ”Tepat pukul 22.00 malam terdengar suara tanah bergetar diikuti dengan amblesnya bangunan rumah,” cerita dia.
Saat kejadian tiga kepala keluarga penghuni rumah di lokasi itu, Askuri, Subadi, dan Kasuwaji beserta istri dan anak-anaknya ada di rumah. Mereka siap-siap tidur malam.
”Munculnya suara gemuruh sebelum longsor mengagetkan penghuni rumah. Seketika langsung tanggap membangunkan anggota keluar segera keluar rumah menyelamatkan diri,” tutur Hasanuddin.
Pantauan di lapangan, tiga bangunan rumah milik Askuri, Subadi dan, Kasuwaji ambles masuk ke dasar sungai kedalaman 7 meter. Sedangkan rumah Sunapik, Supriadi dan bengkel motor milik Hasanuddin menggantung tanpa dasar pijakan tanah. Tiga bangunan ini sepertinya tak bertahan lama. Bisa ikut longsor juga.
Longsor ini juga mengancam gedung SMP Muhammadiyah 17 Keduyung yang berdiri di bibir sungai. Tiga kelas yang rawan terimbas longsor telah dikosongkan. Murid-muridnya belajar di masjid sekolah. ”Untuk antisipasi jika sewaktu-waktu ada longsor susulan, para siswa sudah aman,” ujar Tholin Haris, guru SMPM 17.
Tampak hadir meninjau bencana ini petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Muslimin, Danramil Kapten Hariono, Kapolsek Laren AKP Suwandi dan Camat Muhammad Naim. Mereka ikut membantu evakuasi dan menyelamatkan barang-barang.
Juga hadir Wakil Ketua PWM Jatim Zainudin Maliki didampingi Hamid Muhannan, Abd. Mutholib dari PDM Lamongan dan Rohim Suadi dan Ghufron dari Majelis Kader PDM.
Sebenarnya Lazismu Lamongan tiap tahun telah mencegah bantaran sungai itu dari longsor dengan memasang bronjong batu (damstoon). Dikerjakan gotong royong oleh warga Muhammadiyah. ”Sudah tiga kali diberi bronjong tiap tahun. Ternyata setiap dipasang bronjong, masih longsor juga,” ujar Tholin. (Slamet Hariadi)