PWMU.CO – Terharu dan bangga. Ini kata tepat yang menggambarkan suasana hati saya saat berada di tengah-tengah prosesi pembukaan RembuK Nasional (Rembuknas) Forum Guru Muhammadiyah (FGM).
Terharu, karena peserta Rembuknas datang dari seluruh pelosok negeri, dari Tanah Rencong Aceh sampai B Cenderawasih Papua. Bahkan saudara kita yang masih dirundung musibah gempa dan tsunami di Palu, masih bersemangat datang dan mau bergabung bersama guru-guru Muhammadiyah.
Ustad Jamaluddin dan tim yang sekolahnya di Palu retak-retak walau tidak sampai roboh, masih bisa hadir. Bisa tersenyum lepas dan mau bercanda, melupakan sejenak musibah yang menimpanya.
Bangga, karena acara pembukaan Rembuknas berjalan apik, meriah, dan berkelas. Gedung Djasman Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang menjadi saksi kemeriahan bertemunya para guru Muhammadiyah itu, penuh sesak. Videotron yang melatari aura depan panggung pembukaan ditata dan dikelola dengan rapi. Kelistrikan dan saund system dipersiapkan dengan matang. Konten yang disajikan sangat branding, menunjukkan kesungguhan dan keseriusan panitia Rembuknas.
Rasa bangga itu bertambah manakala orang nomor satu di Persyarikatan Muhammadiyah, Dr H Haedah Nashir MSi, hadir dan membuka acara. Mengenakan seragam batik nasional FGM, Haedar tampak senang dan bangga pada guru Muhammadiyah. “Seragamnya keren, warna cocok seperti warna selera saya,” bisik ideolog Muhammadiyah ini sebelum membubuhi tanda tangan launching seragam batik FGM produk Suara Muhammadiyah di panggung kehormatan.
Capek dan penat peserta Rembuknas FGM yang datang dari seluruh pelosok negeri hilang dan terobati ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof Dr Muhadjir Effendy MAp, hadir di tengah-tengah mereka. Di hadapan para guru Muhammadiyah, menteri yang mengawali kariernya sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini, tampil dengan sangat cool, cair dan sarat makna. Peserta terkesima dan terhipnotis dengan gaya, intonasi, kosa kata dan konten yang disampaikan kader persyarikatan Muhammadiyah yang berada di Kabinet Presiden Joko Widodo.
Sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah, saya yakin peserta yang menyimak materi Haedar Nasir dan Muhadjir Effendy saat pembukaan, akan menjadi amunisi baru dalam meningkatkan dan mengembangkan sekolah Muhammadiyah.
Guru tidak akan banyak mengeluh, tidak saling menyalahkan, dan tidak pula saling melemahkan. Tapi sebaliknya, saling bersinergi untuk sebuah kemajuan dan keunggulan. Selamat berembuk para Guru Muhammadiyah—pahlawan yang banyak jasa, walaupun tanpa tanda jasa. (*)
Lorin Syari’ah Hotel Solo, 10 Nopember 2018
Kolom oleH H Pahri SAg MM, Ketua Pimpinan Pusat Forum Guru Muhammadiyah.
Discussion about this post