PWMU.CO – “Bandung Bondowoso! Sudah saatnya kita memperluas kawasan kerajaan kita!” seru Raja Pengging yang diperankan Dzaki Excel Himawan.
Begitulah salah satu fragmen kisah Roro Jonggrang dalam Pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) I Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, Sabtu (10/11/18).
Ditemui usai pentas di Hall Meliwis Putih Griya Dharma Kusuma Hotel and Convention, Bojonegoro, siswa kelas V SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro ini mengaku suka dengan peran yang dia mainkan karena ingin menjadi raja.
“Raja Pengging itu karakternya jahat, galak, dan sombong. Jadi ya mudah-mudah sulit. Tapi tetep suka kok. Karena aku suka akting sejak kelas IV,” ujar Excel, sapaannya.
Menurutnya, kesukaannya saat ditunjuk tampil dan latihan yang dia lakukan selama dua pekan, membuatnya mudah memerankan Raja Pengging.
“Karena sering diajak tampil jadi semakin mudah menyesuaikan karakternya. Kemarin baru saja tampil Pulau Seribu Masjid. Aku jadi wisatawan mancanegaranya alias orang bule. Waktu itu tampilnya di Alun-alun Bojonegoro,” ucapnya.
Pembina teater Eny Sutriani mengungkapkan ada 20 anak yang terdiri dari siswa kelas IV dan V yang tampil di panggung membawakan kisah Roro Jonggrang.
“Mereka semua dari klub teater. Ide bukan dari kita, para pembina. Tapi kita kasih tugas dan kita minta mencari ide. Nah, dari ide anak-anak itulah kemudian kita kembangkan,” tutur Eny, sapaannya.
Menurutnya, Roro Jonggrang dipilih karena kisah tradisional asal daerah Jawa Tengah yang secara peran, bisa melibatkan banyak orang dengan banyak karakter berbeda.
“Melatih teater cerita rakyat dengan banyak siswa itu bukan tanpa tantangan. Kadang mereka tidak tertib saat latihan, lalu mengeluh lelah. Belum lagi jika orang tua sudah menjemput padahal latihan belum selesai. Hmmm bingung rasanya,” jelasnya sembari menggelengkan kepala.
Namun, perempuan yang telah membina teater selama tiga tahun itu berpendapat meski demikian, anak-anak terkadang membanggakan.
“Kalau sudah semangat itu ide mereka kreatif. Kurang gini Us, kurang gini. Jadi mereka lebih banyak improve sendiri dalam perannya masing-masing dan itu sangat membantu,” ungkapnya.
Klub Teater SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro pernah meraih Juara I Lomba Teater Tingkat Kabupaten dalam rangka Hari Anak Nasional dengan tema kearifan lokal yang mengangkat cerita Si Tole. (Ria Eka Lestari)
Discussion about this post