PWMU.CO – Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sleman Hasanudin memberikan testimoninya terkait pelaksanaan acara Rembuk Nasional Forum Guru Muhammadiyah (FGM) yang berlangsung selama tiga hari di Hotel Lor In Syariah Solo, Jawa Tengah.
“Rembuk nasional itu adalah kegiatan paling utama. Meski nanti ada Rebuk Nasional FGM lagi dan dinilai lebih sukses. Tapi ini adalah sebuah keutamaan yang paling utama di antara keutamaan lainnya,” katanya dalam penutupan acara, Ahad (11/11/2018).
Dia mengungkapkan, rembuk nasional ini merupakan salah satu sarana yang baik untuk memperlancar keran komunikasi antarguru Muhammadiyah yang sebelumnya agak macet, tersumbat dan lainnya.
“Nah, kalau tidak ada rembuk kali ini tentu kran komunikasi, dan tukar pikiran untuk menemukan solusi itu tentunya akan tetap mampet dan tidak pernah akan mengalir,” kesannya.
Hasanudin menyatakan, pertemuan kali ini adalah forum untuk penguatan dan saling menguatkan antar guru-guru Muhammadiyah dari Papua hingga Aceh. Oleh karena itu, perlu kiranya diperbanyak porsi dialogis alias rembuk antar guru Muhammadiyah.
“Ke depan, mungkin, Rembuk Nasional FGM porsinya menjadi 60 persen untuk dialogis, dan menentukan solusi. Kemudian, 40 persen untuk sesi seremoni dan materi,” pintanya.
Di akhir, ia mengajak, para penekun alias guru Muhammadiyah untuk menggelorakan terbentuknya FGM di seluruh daerah. “Walaupun gaji besar. Tetap semangat. Karena tidak ada gaji kecil bagi guru Muhammadiyah,” tandasnya. (Aan)