PWMU.CO-Di Indonesia, masyarakatnya hanya makan nasi lauk ikan asin dan tanpa baju sudah bisa hidup bertahun-tahun. Sebab alam yang bersahabat dengan makanan sederhana sudah cukup.
Berbeda dengan Eropa yang beriklim ekstrem, di saat musim dingin hanya makan nasi, ikan asin, dan tanpa baju pasti mati kedinginan sehari saja.
Hal itu disampaikan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Drs Hajriyanto Y Thohari MA saat orasi budaya dalam Milad Muhammadiyah ke-109 di Hall At Tauhid Tower Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Ahad (18/11/18).
“Sebenarnya pemerintah kita sangat ditolong oleh alam. Rakyat hanya makan ala kadarnya itu sudah bisa hidup bertahun-tahun,” ujar Hajriyanto disambut tawa hadirin.
Bahkan, sambung dia, pemerintah tidak perlu membangunkan perumahan untuk rakyat. Karena dengan gubug saja tidak mati kedinginan.
“Ini beda dengan Eropa, dalam iklim dingin butuh makanan bergizi, berkalori tinggi, dan butuh rumah yang hangat agar tidak mati,” tandasnya.
Gelandangan, kata dia, menjadi problem besar di Eropa sebab di musim dingin kurang makan dan hidup di luar bisa mati sehari saja. Bisa menjadi skandal besar.
“Di negara kita, rakyat menggelandang kurang makan dan tinggal di rumah-rumah kardus bisa bertahan hidup bertahun-tahun,” ujar Duta Besar Lebanon ini.
Dia bercerita, mantan pelatih timnas PSSI Alfred Rield asal Austria sangat heran dengan makanan pemain Timnas.
“Masih suka makan mi instan dan kerupuk. Mana bisa tim menang saat bertanding kalau makannya begitu,” ujarnya.
Dengan makanan seperti itu, tuturnya, bagaimana bisa bertahan bermain dua kali 45 menit.
Menurut dia, Timnas pun belum bisa membuat catatan budaya terbaik. Maka, makanan bisa memberikan efek penting dengan arah kebudayaan bangsa. (Ichwan Arif)