PWMU.CO – Visi dan misi pembangunan kesehatan di Indonesia memerlukan peran aktif masyarakat. Demikian pendapat dr Tjatur Prijambodo M Kes saat memberi materi pada Sidang Pleno IV Rakerwil dan Workshop ke-10 Klinik Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Jawa Timur, malam ini (21/5). “Dengan 50 klinik Muhammadiyah/Aisyiyah yang tersebar di Jawa Timur maka sangat wajar jika pemerintah membutuhkan Muhammadiyah,” ujarnya.
(Baca: Klinik Muhammadiyah dan Aisyiyah: Memadukan Support Bumi dan Intervensi Langit)
Tjatur mengatakan, peran yang bisa diambil klinik Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam membantu pemerintah bersinergi menyeleseaikan permasalahan kesehatan terutama di Jawa Timur, di antaranya menurunkan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan nenurunkan prevalensi Tuberculosa. “Muhammadiyah punya potensi besar dengan resourches yang dimiliki,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Sidang Pleno III, Ketua MPKU PWM Jatim dr Sholihul Absor M Kes menekankan pentingnya menghindari overlapping antarpemangku kepentingan klinik Muhammadiyah dan Aisyiyah. “Sinergi pemilik, penyelenggara, dan pengelola adalah kunci utama keberhasilan klinik Muhammadiyah”, ungkapnya.
(Baca juga: Mengapa Berpuasa Justru Jadi Gemuk … Ini yang Seharusnya)
Absor mewanti-wanti agar Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) sebagai penyelenggara untuk tidak mengambil keuntungan dari klinik. “MPKU dilarang keras ikut ‘kulakan’ obat, spuit, dan alat kesehatan yang dibutuhkan Klinik,” kata Absor. Menurtunya, MPKU berperan menyusun langkah strategis mencapai target yang dicanangkan, menetapkan pedoman tatakelola, kekaryawanan dan keuangan. “Pengelolaan klinik, serahkan sepenuhnya pada pengelola,” katanya.
ementara itu pada Sidang Pleno V, Wakil MPKU PWM Jatim, drs. Budi Utomo M Kes menjelaskan rencana strategis dan program kerja MPKU PWM Jawa Timur, terutama Divisi Klinik. “Penguatan brand klinik, peningkatan kompetensi pimpinan klinik, dan sinergi yang kuat antara 3 pilar AUM kesehatan, merupakan rencana terdekat yang akan kita lakukan,” kata Budi yang juga Ketua Stikes Muhammadiyah Lamongan. (*)