PWMU.CO-Ribuan warga Muhammadiyah memadati halaman SMK Muhammadiyah 5 Cakru Kencong, Jember, Ahad (18/11/2018). Resepsi Milad Muhammadiyah ke-106 yang bertema Taawun untuk Negeri menghadirkan penceramah Prof Dr H Syafiq A Mughni, ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
”Saya merasa bangga sekaligus kagum dengan Muhammadiyah Cabang Cakru. Cakru sebuah desa. Tetapi bisa menjadi sebuah cabang. Ini membuktikan di Cakru banyak mempunyai amal usaha. Seyogyanya para assabiquna awwalun Muhammadiyah Cakru memberikan estafet kepada kader sehingga ada kualitas yang sama dengan para pendahulunya,” kata Sayfiq mengawali pidatonya.
”Ada yang bertanya mengapa Muhammadiyah mengadakan milad. Milad adalah cara kita mengurusi orang hidup dan memberikan kebaikan untuk hidupnya. Sedangkan ada sebagian saudara kita mengadakan khaul yang tujuan mengurusi orang yang sudah meninggal. Jadi bagi-bagi tugaslah,” lanjut Syafiq disambut tertawa semua yang hadir.
Jumlah umat Islam di seluruh dunia mengalami peningkatan. Di negara bekas pecahan Uni Sovyet, kesadaran ber-Islam meningkat pesat. Banyak bermunculan sekolah-sekolah agama Islam. Masjid- masjid penuh dengan jamaah yang meluber. Lantas bagaimana dengan keadaan ummat Islam di Indonesia?
”Jumlah umat yang banyak bisa menjadi kekuatan tersendiri untuk menjalankan sejarah. Bisa mewarnai kehidupan bangsa. Akan tetapi bagaimana dengan keadaan umat Islam di Indonesia. Jangan sampai terjadi keadaan ummat Islam sekarang ini seperti yang digambarkan Rasulullah dalam sebuah hadits. Jumlah banyak, tetapi seperti buih di lautan. Terombang-ambing tak punya pijakan,” kata Syafiq.
Syafiq menambahkan ini terjadi karena umat Islam terjangkiti penyakit wahn. Yakni cinta dunia dan takut mati.
Dia menceritakan, sampai saat ini ada 14 tokoh Muhammadiyah yang mendapat gelar Pahlawan Nasional. Ini membuktikan jasa Muhammadiyah kepada bangsa ini sangat besar. Muhammadiyah bisa besar karena gerakan yang tak pernah terombang-ambing oleh situasi sekelilingnya.
”Muhammadiyah tak pernah silau dengan kekuasaan dunia. Muhammadiyah selalu berada dalam tuntunan yang benar yaitu Alquran dan Assunnah. Muhammadiyah berdakwah dengan santun. Menempatkan toleransi umat untuk membangun negeri. Sehingga kelak akan terwujud baldatun thoyyibatun warabbun ghofur,” tandasnya . (Humaiyah)