PWMU.CO – Sebanyak 55 lansia Qoryah Thoyyibah Aisyiyah bersama Majelis Kesehatan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sukolilo, Bulak, Surabaya berwisata religi ke Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik, Selasa (20/11/18).
Kegiatan rutin lansia Qoryah Thoyyibah Aisyiyah adalah pemberian makanan tambahan (PMT) yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang dilaksanakan di Angkringan Matahari Sukolilo. Namun kali ini pelaksanaannya di Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik.
Di masjid baru nan megah di Jalan Nasional Gresik-Lamongan yang menjadi simbol kekuatan Islam dan denyut dakwah Persyarikatan Muhammadiyah ini, rombongan melaksanakan shalat Dhuha.
Usai mengambil air wudhu beberapa ibu lansia terlihat memasuki pintu masjid yang bertuliskan “Tempat Shalat Difabel dan Wanita Manula” yang berbatas tirai hijau. Mereka melaksanakan shalat sambil duduk di atas kursi yang disediakan.
“Selain mukena dan sajadah di area ini juga disediakan kursi yang bisa digunakan difabel dan wanita manula untuk kenyamanan beribadah,” ujar Muliana, Ketua Lembaga Kebudayaan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surabaya yang ikut mendampingi rombongan.
Hj. Muniah—salah satu peserta—yang menderita penyakit asam urat sejak setahun terakhir ini termasuk yang memanfaatkan fasilitas itu.
“Sudah saya coba shalat sambil berdiri ternyata tidak bisa, rasanya sakit apalagi kalau pindah gerakan dari sujud ke berdiri dan atas anjuran dokter sampai saat ini saya shalat sambil duduk,” ujar Hj. Muniah (58 thn) anggota lansia Qoryah Thoyyibah Aisyiyah. (Bunda Tri)
PWMU.CO – Sebanyak 55 lansia Qoryah Thoyyibah Aisyiyah bersama Majelis Kesehatan Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Sukolilo, Bulak, Surabaya berwisata religi ke Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik, Selasa (20/11/18).
Kegiatan rutin lansia Qoryah Thoyyibah Aisyiyah adalah pemberian makanan tambahan (PMT) yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang dilaksanakan di Angkringan Matahari Sukolilo. Namun kali ini pelaksanaannya di Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik.
Di masjid baru nan megah di Jalan Nasional Gresik-Lamongan yang menjadi simbol kekuatan Islam dan denyut dakwah Persyarikatan Muhammadiyah ini, rombongan melaksanakan shalat Dhuha.
Usai mengambil air wudhu beberapa ibu lansia terlihat memasuki pintu masjid yang bertuliskan “Tempat Shalat Difabel dan Wanita Manula” yang berbatas tirai hijau. Mereka melaksanakan shalat sambil duduk di atas kursi yang disediakan.
“Selain mukena dan sajadah di area ini juga disediakan kursi yang bisa digunakan difabel dan wanita manula untuk kenyamanan beribadah,” ujar Muliana, Ketua Lembaga Kebudayaan Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Surabaya yang ikut mendampingi rombongan.
Hj. Muniah—salah satu peserta—yang menderita penyakit asam urat sejak setahun terakhir ini termasuk yang memanfaatkan fasilitas itu.
“Sudah saya coba shalat sambil berdiri ternyata tidak bisa, rasanya sakit apalagi kalau pindah gerakan dari sujud ke berdiri dan atas anjuran dokter sampai saat ini saya shalat sambil duduk,” ujar Hj. Muniah (58 thn) anggota lansia Qoryah Thoyyibah Aisyiyah. (Bunda Tri)