PWMU.CO-Siang itu, saat sedang sibuk menyiapkan pentol yang akan dimasaknya, empat anak usia TK dan SD diantar orangtuanya datang ke rumah Zainab untuk belajar baca tulis Alquran dan pelajaran sekolah, Ahad (25/11/2018).
Zainab, pembuat pentol cilok itu dikenal warga Desa Sungonlegowo Bungah Gresik sabar dan telaten membimbing anak-anak mengaji dan belajar. Tak heran, banyak orangtua yang memercayakan anaknya untuk les ke Zainab.
Sekarang ada sebelas anak yang mengaji dan belajar membaca kepadanya. Itu pun biayanya dia tak menentukan tarif. ”Terserah orangtuanya memberi saya terima. Seikhlasnya,” ujar Zainab yang memiliki dua anak. Satu putra dan satu putri.
Di sela mengawasi anak-anak belajar membaca dan mengaji dia selingi dengan membuat pentol. Suaminya, Muhammad Untung Sutikno, bekerja sebagai kuli bangunan. Tapi tidak setiap bulan ada pekerjaan.
Melihat kehidupan keluarga ini, Lazismu Gresik datang memberikan modal untuk berjualan. Zainab memilih berjualan pentol cilok dan es cincau. Sebab itulah pengalaman dan keahliannya. Semasa kecil hingga remaja dia membantu ibunya membuat pentol dan menjualnya keliling desa.
Bantuan Lazismu berupa gerobak, peralatan masak seperti tabung LPG, kompor,dandang sabluk. Juga modal awal Rp 500 ribu untuk membeli bahan tepung, gula, garam, dan bumbu. Gerobak itu dia taruh di depan rumah. Peminat pentol cilok yang dimakan dengan saos kacang atau tomat pun berdatangan ke rumahnya.
Zainab bercerita, Agustus lalu disurvei Lazismu untuk usaha berjualan. ”Sudah empat bulan saya jualan. Alhamdulillah ada pemasukan untuk keluarga,” ujarnya. Saat ini keluarga Zainab tinggal di rumah pinjaman dari Pak Kasmo.
Dia bersyukur dagangannya selalu habis. Buka bakda Duhur sampai menjelang Maghrib. Setiap hari dari jualan ini dia mendapat uang Rp 200 ribu. Keuntungannnya Rp 50 ribu. ”Keuntungan itu saya pakai untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Hasil penjualan selalu dia catat seperti arahan Lazismu. Petugas lembaga zakat ini secara berkala datang melihat perkembangannya. Beberapa bahan seperti tepung kanji dia beli dari Toko Bu Nia. ”Berbagi rezeki dengan tetangga,” ujarnya.
Dengan pendapatan sebegitu, Zainab masih mau menyisihkan infak ke kaleng filantropi Lazismu. ”Alhamdulillah saya masih bisa berinfak,” tuturnya. Dia berharap infak itu membawa berkah jualannya sehingga bisa berkembang.
Ketua Lazismu PDM Gresik Rojak MPdI senang melihat perkembangan usaha Zainab. Dia berharap usahanya mampu keluarga ini mandiri membiayai kebutuhan hidupnya.”Tidak hanya berdaya tetapi juga bisa berinfak sehingga yang awalnya mustahiq akhirnya bisa menjadi muzakki,” kata Rojak.
Tetangga Zainab merasa terbantu kemampuannya mengajar membaca dan mengaji anak-anak. Fadloli, misalnya, bercerita anaknya saat TK belajar membaca, menulis, dan mewarnai di sini. Atas bimbingan penjual pentol ini dan guru di sekolah mendapat juara menggambar dan mewarnai dengan teknik grafito tingkat Kabupaten Gresik pada peringatan Hari Kartini di Sidayu. (Aziz)