PWMU.CO – Kasus pelecehan seksual di kalangan remaja dan pentingnya berhijab menjadi topik menarik yang disampaikan Izzah Maulidah dalam kegiatan Pashmina (Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Panceng, di SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Sabtu (1/12/18).
Staf Pengajar Lembaga Bahasa Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) itu menuturkan, berdasarkan riset dari Ketua Komisi Nasional (komnas) Perempuan Yunianti Chuzaifah, dalam aksi #16daysofactivism, setiap dua jam, tiga perempuan—anak kecil maupun dewasa—mengalami kekerasan atau pelecehan seksual.
“Pelecehan seksual itu contoh kecilnya, laki-laki bersiul di jalan ketika melihat perempuan, bagaimana perasaan kalian sebagai perempuan? Pasti cekot-cekot kan?” tanya wanita berusia 27 tahun ini kepada siswa-siswi Hamas School— sebutan untuk SMP Muhammadiyah 13 Campurejo.
Lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris UMG ini menganalogikan, ketika adik-adik yang laki-laki mengganggu perempuan, itu seperti halnya membiarkan ibunya adik-adik dijahilin dengan laki-laki. “Bagaimana perasaan kamu ketika ibumu diganggu? Marah kan? Nah, tanamkan itu kepada diri kalian!” pesan Izzah, sapaanya.
Wanita yang pernah menjadi Anggota Majelis Dikdasmen PRA Pongangan Manyar Gresik ini berdalih, laki-laki normal memang fitrahnya adalah menyukai fisik perempuan. Namun, penyebab terjadinya pelecehan seksual itu tidak bisa disalahan kepada laki-laki saja, tapi ulah perempuan juga.
“Laki-laki kalau melihat lekuk tubuh perempuan itu kepalanya pusing. Maka, Allah memerintahkan perempuan untuk menjaga lekuk tubuh kita agar tidak dilihat lawan jenis yang bukan mahromnya,” tegasnya.
Izzah kemudian mengutip surat An-Nur ayat 31, yang dibacakan oleh Mudzakirin Yarju Rahmatullah, salah satu siswa Hamas School. “Kalau perempuan bisa menjaga diri, berhijab dan menutup aurat, maka insyaallah perempuan akan dijaga sama Allah,” tuturnya.
Ibu satu anak ini menekanan kepada siswi yang hadir, berhijab tidak hanya di sekolah, tapi juga di rumah dan terutama di media sosial. “Karena di media sosial yang melihat bukan hanya lingkup Campurejo saja, tapi orang-orang di seluruh dunia,” ujarnya.
Di akhir sesi, perempuan yang sedang menyelesaikan pendidikan S2 Jurusan Pendidian Bahasa Inggris di Universitas Muhammadiyah Malang ini, membagi tips bagaimana cara menjaga diri di usia remaja.
Pertama, adik-adik harus menyadari bahwa usia remaja adalah waktunya belajar. “Bukan saatnya berpikir tentang pacaran atau berpikir tentang lawan jenis. Saat ini adalah masanya kalian untuk belajar, membangun dan fokus pada cita-cita kalian,” tegasnya.
Kedua, tahan dan coba alihkan ke aktivitas yang memicu semangat belajar, selain itu juga menjaga pandangan.
Ketiga, carilah teman yang baik. Izzah kemudian mengutip salah satu hadist riwayat Bukhari-Muslim.
“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap,” tutupnya. (Fillah)