PWMU.CO -Pendidikan dan Latihan Search and Rescue (SAR) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jepara dibuka Sabtu (22/12/2018).
Malam harinya tersiar kabar di Kabupaten Pandeglang, Banten, terjadi bencana tsunami. Daerah yang terdampak berada di Tanjung Lesung, Sumur, Teluk Lada, Panimbang, dan Carita.
Diklat SAR ini diikuti oleh relawan dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. Para relawan SAR Muhammadiyah ini ditempa selama empat hari dengan pengetahuan dan praktik.
Diklat yang difokuskan pada SAR air ini diikuti 50 peserta dilakukan mulai Sabtu (22/12) hingga Selasa (25/12/2018). Para peserta dari beberapa daerah ini diberikan materi tentang SAR air yang dapat diaplikasikan langsung saat kejadian bencana.
Jumlah peserta Diklat kali ini dibatasi. Sebab untuk memaksimalkan materi dan pemahaman kepada peserta. Bukan kuantitas yang dikejar melainkan kualitas dari tiap peserta SAR air ini.
Ketua MDMC Jepara Roy Alviantoro menjelaskan, panitia menolak beberapa calon peserta. Hingga hari-H sebelum pembukaan masih ada calon peserta yang ingin mendaftar. Sedangkan kuota hanya 50 peserta.
”Peserta Diklat selain dari Jepara, juga dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) Semarang, Jawa Timur dan Pandeglang Banten,” ujarnya. Hal ini menunjukkan Diklat yang diadakan oleh MDMC Jepara tidak terbatas pada lingkup internal Muhammadiyah saja tapi juga relawan di luar Muhammadiyah.
Dia mengatakan, kebanyakan peserta usia produktif. Beberapa materi yang diberikan di antaranya, ilmu selam, ilmu renang, penanganan pertama patah tulang dan luka terbuka, ilmu survival rescue, dan penyelamatan di air.
Kegiatan dilakukan di dua tempat. Pembukaan di Kompleks Masjid At Taqwa Jepara. Kemudian praktik di Pantai Teluk Awur Jepara. Diklat ini diharapkan menambah personal relawan MDMC.
“Harapannya para relawan setelah mengikuti Diklat ini dapat terjun dalam penanganan bencana dan menjadi relawan yang tangguh,” jelasnya. (Ilham)