PWMU.CO– PCA Tanggul Jember mengadakan evaluasi akhir tahun program kerja 2018. Acara dilaksanakan di rumah Hj Sri Himawati, ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan, Rabu (26/12/2018)).
Sekretaris PCA Tanggul Humaiyah SPd mengatakan, hampir 95 persen program kerja sudah terealisasi. Ada program yang perlu disempurnakan pelaksanaannya dari Majelis Tabligh.
Program itu seperti gerakan mematikan TV saat adzan, memilih tayangan yang pantas ditonton semua anggota keluarga, shalat berjamaah, mengaji setelah Subuh dan Maghrib, dan gerakan pendampingan terhadap medsos.
Disebutkan, perlu membuat angket yang diisi oleh semua anggota sehingga bisa menghitung keberhasilan gerakan-gerakan tersebut.
Masalah pendidikan juga dibahas. PAUD Assalam Aisyiyah yang menempati ruang TK ABA harus segera dipindah karena jumlah muridnya banyak. Jika tempatnya menyatu dengan kegiatan TK ABA menjadi berjubel, membuat tidak nyaman kegiatan belajar mengajar.
Ketua PCA Tanggul Hj Farida Nur Anisa SAg mengatakan, PAUD akan dipindah ke Gedung ATC (Aisyiyah Training Center) yang segera dibangun. Penggalangan dana sudah berjalan dengan infak per 1 m2 Rp 1,5 juta.
”Karena ruang PAUD sudah over kapasitas, sementara kegiatan pindah ke rumah H Ir Ali Maksum, bendahara PDM Jember sambil menunggu pembangunan ATC selesai,” katanya.
Dua ruang bekas PAUD, sambung dia, bisa dimanfaatkan untuk classmom atau kelas ibu-ibu yang sedang menunggu anaknya. ”Majelis Dikdasmen segera membuat program untuk classmom. Daripada ibu-ibu cuma ngobrol lebih baik diberi acara yang lebih bermanfaat,” ujarnya.
Masalah pengkaderan juga disoroti. Penetapan indikasi keberhasilan program satu bulan tambah satu anggota,perlu didata lagi untuk mengukur tinglat keberhasilan program majelis Kader ini.
Homoseksual atau populer disebut LGBT yang gejalanya makin banyak di Tanggul menjadi perhatian. Ini disampaikan Sekretaris Majelis KLH Ima Nafila. ”Kita tidak bisa cuek terhadap munculnya orang-orang yang diduga LGBT. Kalau tidak bisa melalui hukum, setidaknya kita melakukan pendekatan personal,” katanya.
Paling tidak, sambungnya, kita menyelamatkan anak-anak yang diadopsi mereka. Menurut dia, sosialisasi bahaya LGBT kepada anggota Aisyiyah sudah dilaksanakan lewat pengajian. Tetapi penderitanya belum ditangani.
”Perhatian kepada LGBT harus menjadi pekerjaan rumah Aisyiyah karena Kabupaten Jember menduduki posisi kedua dengan penderita HIV/AIDS terbanyak se-Jawa Timur,” tandas Ima. (Humaiyah)