PWMU.CO-Lazismu hadir sebagai perwujudan dari konsep KH Ahmad Dahlan tentang Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO).
Demikian disampaikan Ketua Lazismu Kabupaten Sragen Ikhwanusofa dalam Kajian Ahad Pagi PDM Tulungagung bertempat di Masjid Al Fattah, Ahad (6/1/2019).
Ikhwan, sapaan karibnya, mengajak jamaah untuk merefleksi diri dengan firman Allah surat Al Hasyr ayat 18 yang artinya, wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.
Dia menganalogikan kehidupan ini seperti berkendara. Ada spion yang sesekali kita lihat untuk menoleh dan mengevaluasi kehidupan kita. Kendaraan tetap jalan dan patuh pada aturan agar selamat sampai tujuan. ” Alquran sebagai buku pedoman sekaligus sebagai spion sebagai refleksi kehidupan,” ujarnya.
Pria dengan blangkon sebagai ciri khas panggungnya ini mengulas tentang umat Islam yang enggan melaksanakan Rukun Islam ketiga yakni zakat namun lebih suka melaksanakan Rukun Islam kelima yaitu haji.
Hal ini, kata dia, tergambar dari hasil survei Kementerian Agama tahun 2016 tentang ketaatan umat Islam terhadap ajaran agamanya. Taat shalat 25 persen, taat puasa 60 persen, taat haji 3 persen dan taat zakat cuma 1 persen. “Ini menjadi aneh, karena ada yang haji tapi tidak bayar zakat,” papar dia.
Padahal dalam sejarah, sambung dia, Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq memerintahkan kepada pasukannya untuk memerangi suku yang tidak mau membayar zakat.
Membaca data ini, dia berharap warga Muhammadiyah peduli dengan zakatnya. Apalagi ada ada keputusan Pimpinan Pusat Muhamamdiyah No. 25 Tahun 2000 tentang Zakat Profesi yang menganjurkan pribadi maupun lembaga untuk membayarnya.
”Lazismu adalah satu satunya wadah warga persyarikatan melaksanakan keputusan itu. Lembaga ini dibentuk untuk menolong kesengsaraan umum seperti konsep Kiai Haji Ahmad Dahlan,” pungkasnya. (Hendra Pornama)