PWMU.CO – Mengobservasi keanekaragaman hayati yang berada di bantaran sungai, siswa kelas V SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Gresik mengadakan pembelajaran bersama Ecoton, Sabtu (12/1/19).
Kegiatan bertempat di Kantor Ecoton—sebuah Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah yang berada di Dusun Krajan Gg III RT 01 RW 05 Desa Wringinanom Gresik.
Kepada para siswa, Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi SSi MSi bertanya contoh keanekaragaman hayati.
“Hewan, tumbuhan atau pohon” jawab siswa bersahutan.
“Iya betul,” kata Prigi sambil menjelaskan tentang manfaat pohon di antaranya sebagai pabrik O2, menyerap CO2, tempat berteduh, dan rumahnya hewan.
Peserta yang terdiri dari 60 siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan tugas yang berbeda. Kelompok 1 mengenal 10 daun yang warnanya menarik; Kelompok 2 mengenal 10 daun dengan bentuk yang menarik; Kelompok mengenal serangga yang tinggal di pohon.
Kelompok 4 mengenal 10 jenis bunga; Kelompok 5 mengenal hewan yang suka bunga, Kelompok 6 mengenal 10 pohon dengan batang yang menarik.
Tidak dilepas begitu saja tanpa pengawasan, Prigi menunjuk pembina bagi setiap kelompok. Total enam pembina yang beragam usianya dari yang masih pelajar SMA, mahasiswa maupun yang sudah bapak-bapak termasuk dirinya sendiri.
Anton, salah satu pembina yang merupakan mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang menemani kelompok yang mengobservasi batang tumbuhan menjelaskan tentang cara menghitung usia pohon yang telah ditebang dan ada di depan kantor Ecoton.
“Coba lihat jumlah cincin pohon ini. Jumlah itulah yang mengindikasikan usia hidup pohon. Ini usianya sudah sekitar 300 tahun,” jelasnya disertai ketakjuban siswa.
Anton pun menerangkan nama kelompoknya yaitu BTS. “Kelompok BTS atau Batang Tepi Sungai,” ujarnya. Beberapa anak pun berkomentar, salah satunya M. Wildan Rifki Alwafi, siswa kelas V. “Wah, BTS. Mirip nama boyband Korea. He-he-he,” ucapnya.
Setelah mengobservasi berkeliling di area sekitar Ecoton yang masih alami, setiap tim membuat yel-yel yang harus ditunjukkan sebelum mereka melakukan presentasi.
Prigi Arisandi yang merupakan salah satu pegiat lingkungan hidup itu menutup kegiatan dengan ajakan mengurangi sampah demi menyelamatkan bumi, “Kurangi sampah plastik, kurangi tas kresek, kurangi saset, kurangi botol plastik, kurangi styrofoam. Bisa?”
“Bisa!” jawab para siswa serempak. (Kiki Cahya Muslimah)
Discussion about this post