PWMU.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia (RI) Prof Muhadjir Effendy mengajak warga Muhammadiyah ikut serta dalam menjadikan Indonesia menjadi negara maju dan kuat. Pasalnya, Muhammadiyah punya sejarah panjang untuk itu.
“Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Muhammadiyah memiliki tanggung jawab untuk mengawal kemajuan bangsa,” katanya dalam Serasehan Kebangsaan Pra Tanwir Muhammadiyah di Theater Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dome, Kamis (7/2/19).
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah itu menuturkan Presiden Indonesia pertama Ir Soekarno misalnya, merupakan seorang kader Muhammadiyah. Soekarno pernah menjadi guru dan pimpinan Muhammadiyah di Bengkulu.
Kemudian, lanjut dia, ada Jendral Soedirman. Kader Muhammadiyah itu merupakan bapak atau pendiri TNI. Ada pula Ir Juanda. Guru SMA Muhammadiyah di Menteng itu adalah pencetus wawasan nusantara melalui deklarasi juanda.
“Nah, para tokoh Muhammadiyah waktu itu benar-benar memiliki peran besar dalam mamajukan bangsa ini,” ungkapnya.
Mantan Rektor UMM ini menegaskan, sejatinya problem utama dari bangsa Indonesia adalah bisa menjadi maju. Meski, kata dia, Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi negara maju dan besar.
“Indonesia itu punya prasyarat untuk menjadi negara maju. Sebab, salah satu prasyarat untuk menjadi negara maju adalah memiliki wilayah besar. Boleh sebuah negara memiliki income perkapita sampai USD 4000 Dollar, tapi kalau wilayahnya hanya satu pulau dengan jumalah penduduk hanya 5 juta jiwa, maka tidak mungkin menjadi negara besar,” tegasnya.
Ia melanjutkan, prasyarat lain untuk bisa menjadi negara maju dan kuat adalah butuh dukungan infrastuktur maupun pengembanga sumber daya manusia (SDM) yang baik. “Nah, warga Muhammadiyah harus bisa mengkikis mental kalah, mental asing di negeri sendiri dan lainnya melalui pendidikan karakter,” urainya.
Muhadjir menyerukan pentingnya menjaga persaudaraan, persatuan, dan keutuhan Republik Indonesia. Sebab, itu adalah warisan termahal dari pendiri negara kesatuan republik (NKRI). “Maka, kita harus betul-betul menghindari potensi sekecil apapun yang mengarah pada perpecahan,” serunya.
Muhadjir mengungkapkan, saat ini Indonesia boleh berbangga diri karena dinilai sebagai super power budaya. “Tidak ada yang bisa menandingi. Kalau ada turis peminat budaya datang ke Indonesia, maka 10 tahun mereka berkeling belum tentu bisa selesai menyelami kekayaan budaya Indonesia,” ujarnya. (Aan)