PWMU.CO-Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Wage Taman Sidoarjo mengadakan kajian Subuh di Masjid Al Ikrom Diponegoro Wage, Sabtu (9/2/2019).
Hadir sebagai penceramah Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogya Ustadz Muhammad Jazir ASP. Pengajian membahas tema kebangkitan umat Islam dimulai dari masjid.
Ustadz Jazir mengawali ceramah dengan kisah kehebatan seorang pemuda yang berhasil menghancurkan benteng Romawi Muhammad Al Fatih. Pemuda yang tidak pernah meninggalkan kebiasaan shalat wajib berjamaah dan shalat sunnah.
”Para prajurit yang dilibatkan dalam menghancurkan benteng tersebut juga dipilih dari prajurit yang tekun shalat wajib berjamaah dan shalat tahajud,” katanya.
Selesai cerita ini, lantas bercerita seorang pemuda Persia Salman Al Farisi yang memberikan ide cemerlangnya untuk membuat parit sebagai strategi untuk menghadapi pasukan kafir dalam perang Khandaq.
”Bahkan kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari peran para pemuda saat itu. Ada Bung Tomo, ada Syahrir, ada Tan Malaka, ada Soekarno, dan lainnya,” tambah dia.
Keberhasilan para pemuda dari kisah-kisah di atas tidak lepas dari shalat lima waktu berjamaah yang tidak pernah ditinggalkan. ”Orang yang tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu seperti orang yang tinggal di rumah dan di depan rumahnya ada sungai. Dia membersihkan diri lima kali sehari. Maka mereka menjadi bersih,” jelasnya.
Shalat wajib berjamaah, sambung dia, tidak hanya mendapatkan 27 derajat saja, tetapi juga keutamaan – keutamaan yang lain.
‘”Ketika kita shalat Duhur berjamaah kita seperti melakukan shalat 1.000 rakaat. Ketika kita shalat wustho (Ashar) berjamaah, Allah akan menjaminnya. Ketika shalat Maghrib dan Isya berjamaah, seperti kita melakukan shalat separo malam. Ketika shalat Subuh berjamaah pahalanya sebesar bumi beserta isinya,” terang dia.
Di akhir ceramahnya, dia minta takmir masjid untuk peduli dan bertanggung jawab kepada jamaahnya. Takmir masjid harus melayani jamaahnya sehingga mereka merasa nyaman dan aman.
”Juga harus melakukan inovasi dalam kegiatan. Mampu mengembangkan potensi jamaah. Jamaah kita berasal dari berbagai macam profesi. Kalau itu bisa diberdayakan, maka ekonomi dan kebangkitan umat Islam akan segera terwujud. Itu semua dimulai dari masjid,” tuturnya. (Nasikin)