PWMU.CO – Mengapa Tanwir Muhammadiyah 2019 diadakan di Bengkulu. Ketua Pantia Dr H Ahmad Dasan MA membeberkan alasannya.
Menurutnya, menjadi tuan rumah tanwir tidaklah mudah. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu perlu waktu 10 tahun untuk ditunjuk menjadi tuan rumah tanwir ke-51 ini.
“Tidak mudah jadi tuan rumah,” ucapnya. Namun begitu ia bersyukur akhirnya Bengkulu ditunjuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun ini menjadi tuan rumah. Dia menegaskan hal ini sekaligus sebagai uji coba atau uji nyali, layak tidaknya menjadi tuan rumah muktamar, sebagai ajang musyawarah tertinggi Muhammadiyah.
“Adalah cita-cita hampir semua wilayah yang menginginkan sebagai tuan rumah muktamar,” ungkapnya dalam Press Conference yang berlangsung di Gedung KH Ahmad Dahlan, Kampus IV, Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB), Rabu (13/2/19) sore.
Menurut pria asal Tuban Jawa Timur ini, terpilihnya Bengkulu sebagai tuan rumah tak lepas dari tiga alasan ini. “Pertama kondisi Muhammadiyah di Bengkulu baik dari sisi kualifikasi keorganisasian termasuk juga kuantitas, atau jumlah anggotanya,” ungkapnya.
Dia mengatakan, untuk di kawasan Sumetera, posisi Muhammadiyah Bengkulu menempati urutan kedua setelah Padang. “Orang menyebut Muhammadiyah itu berdiri di Yogya tapi besar di Sumatera Barat. Nah kita ini posisinya nomor dua untuk kualifikasi dan jumlah (anggotanya),” ujarnya.
Alasan kedua adalah jumlah AUM, terutama universitasnya. Menurut dia, amal usaha Muhammadiyah (AUM) Bengkulu masih di atas padang. “Dari sisi jumlah mahasiswa, kita itu di bawah Medan. Kalau Medan itu jumlah mahasiswanya sekitar 13 ribu, kita 10 ribuan,” jelasnya sambil menyebut jumlah mahasiswa di Padang sekitar 6 ribuan.
“Kenapa ini jadi penilaian? Karena Muhammadiyah itu, apapun gerak langkahnya, adalah swadana, mendanai sendiri, mandiri,” terang dia.
Menurutnya, tidak ada ceritanya Muhammadiyah mengadakan acara seperti ini kemudian mengajukan proposal ke pemerintah provinsi.
Alasan ketiga adalah sinergitas antara Muhammadiyah dengan pemerintah setempat. Menurut Dasan, hubungan itu sangat harmonis baik dengan pemerintah provinsi maupun kota.
Sementara itu Rektor UMB Dr Sakroni MPd menjelaskan kesiapan kampusnya menyambut perhelatan tahunan musyawarah tertinggi setelah mukatamar ini.
Dalam pantauan PWMU.CO, para pekerja sedang mengebut penyelesaian akhir dua bangunan baru yang sengaja disiapkan untuk acara ini. Yaknigedung kembar Hasan Din dan Masjid At Tanwir.
Hasan Din adalah tokoh Muhammadiyah Bengkulu yaitu ayah dari Fatmawati, istri Presiden Soekarno. Sedangkan pengguanan At Tanwir untuk nama masjid sebagai monumen bahwa di sini pernah dihelat kegiatan berskala besar. (MN)