PWMU.CO – Ikatan Wali Murid (Ikwam) SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menggelar Parenting Education yang diikuti sekitar 100 wali murid, Sabtu (16/2/19). Kegiatan itu dilangsungkan di aula SDMM lantai IV.
Parenting Education tersebut menghadirkan pakar parenting Bagoes Sanyoto MPsi sebagai narasumber.
Membawakan materi bertema ‘’Deteksi Dini Orientasi Seksual Menyimpang pada Anak’’, Bagoes mengemukakan, cikal bakal masalah sifat perilaku anak berasal dari pola asuh dan kesadaran di rumah. “Every trouble and terrible thing is coming from home,” ujarnya dalam bahasa Inggris.
Bagoes mengingatkan, Islam hakikatnya adalah akhlak, maka kejadian abnormalitas berasal dari akhlak. “Allah SWT yang menciptakan dan menyempurnakan manusia itu susunan tubuhnya seimbang. Yang menjadi pengacau utama adalah hp (gadget),” jelasnya.
Menurutnya, rutinitas kebiasaan dapat memunculkan kebisaan dan juga kebinasaan. “Anak jadi bisa karena kebiasaan. Anak binasa karena salah binaan. Dari cara-cara baik muncul ciri-ciri baik. Dari hal-hal salah muncul masalah. Dari pembiaran muncul barbarian,” kata Bagoes.
Bagoes menjelaskan, bekal pondasi akidah iman-ilmu-amal akan menjadikan seorang yang alim. “Di sinilah pentingnya peran keteladanan dan keberadaan orangtua,” ujarnya.
Ia menambahkan, keseimbangan dan keselarasan pola asuh orangtua sangat penting. “Modal home skill-life skill akan menghasilkan hardskill-softskill,” ungkapnya.
Kunci anak-anak tidak menyimpang itu, kata Bagoes, orangtua harus kompak. “Selain itu, anak-anak jangan memakai baju ketat, bisa mematikan syaraf-tertentu. Biasakan mereka untuk berbicara, tidak banyak diam. Perbanyak fisik bergerak, agar pikiran normal, tidak ke mana-mana,” tuturnya.
Bagoes juga menyarankan, orangtua hendaknya mengajak anak kembali ke kenormalan alamiah. “Ajarkan mereka tabah menerima kesederhanaan. Ini latihan untuk menjadi normal,” kata pria asal Surabaya tersebut.
Di hadapan orangtua siswa SDMM, Bagoes mengingatkan, istinja‘ yang tidak sempurna juga memicu penyimpangan seksual. “Saat beristinja’ harus diajari cara bersuci dengan benar. Sebaiknya gunakan shower, tidak gayung, agar kotoran-kotoran luruh,” tuturnya.
Ia menguatkan, najis, kotoran, dan sampah di dekat atau di dalam kamar anak adalah sumber penyakit. “Bisa menjadi awal peyimpangan. Jadi harus dibersihkan,” ujarnya.
Tak kalah penting juga, lanjut Bagoes, saat bertanya kepada anak, jangan meminta/memaksa jawaban saat itu juga. “Menunda jawaban atas pertanyaan tersebut mengajarkan anak untuk jujur dan terbuka,” jelasnya.
Terakhir, Bagoes memberi kunci sederhana komunikasi dengan anak dan anggota keluarga. “Orang tua harus kompak dalam mendidik anak. Ajak anak ke kenormalan alamiah,” ungkapnya.
Selain itu, tambah Bagoes, kedekatan yang interaktif antara orangtua dan anak sangat penting. “Dan jangan lupa, waspada terhadap anomali (keanehan/ketidak teraturan) yang terjadi,” pesannya. (Vita)