PWMU.CO-Jamaah ibu-ibu Masjid Al Ihsan Wringinanom Gresik menggelar pengajian dengan pembicara Dr M In’am MPdI, Sabtu (16/2/2019). Topik bahasannya beribadah untuk mencari surga.
“Bagaimana kabar ibu-ibu, sehat semua?,” kata Ustadz In’am membuka pengajian. ”Duwike akeh, atine gak tenang, dadine bingung. Mulo niku kudhu bersyukur menyang Gusti Allah,” sambungnya.
Dia menjelaskan, Islam menata hubungan bertetangga dan berteman sesuai An Nisa ayat 36. ”Sembahlah Allah dan janganlah mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,” ujarnya.
Diterangkan, ibadah dibagi menjadi dua yaitu ibadah mahdho dan ibadah ghoiru mahdho. Ibadah mahdho diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat hanya mencari ridha Allah.
”Itulah ciri orang yang berjiwa tauhid. Aplikasinya berbakti kepada orang tua. Tetapi sebaliknya jika ada orang yang shalat, puasa, dan hajinya sudah bagus, tetapi tidak berbakti kepada orang tua itu namanya orang yang daftar melarat,” jelas pimpinan Majelis Hikmah PDM Gresik ini.
Lalu dia berkisah tentang Saad bin Abi Waqas yang memeluk agama Islam, sedangkan ibunya mengancam tidak mau makan dan minum sampai Saad kembali kepada ajaran nenek moyangnya. Tetapi Saad menjawab, meski ibu mempunyai seribu nyawa maka aku tidak akan goyah dengan agama Allah. ”Itu bukanlah contoh durhaka, karena berhubungan dengan keyakinan,” tuturnya.
Penerapan selanjutnya, sambung dia, berbuat baik kepada kerabat dekat, saudara. ”Senajan sak enggon sak petarangan rezeki iku bedo,” katanya membuat membuat perumpamaan meskipun lahir dalam rahim yang sama rezeki antar saudara itu berbeda. ”Maka dari itu kita harus memperhatikan saudara kita. Sebaliknya janganlah harta benda membuat hubungan persaudaraan kita putus,” katanya.
Penerapan selnajutnya berbuat baik kepada anak yatim, orang miskin, tetangga dekat dan ibnu sabil. ”Untuk yang terakhir ini kita harus jeli, karena pada zaman sekarang banyak orang yang mengaku dalam perjalanan hanya untuk kepentingan pribadi,” lanjut In’am.
Di akhir kajiannya, dia menutup dengan dialog antara Nabi Muhammad dan sahabatnya. Ketika Nabi Muhammad membuka pertanyaan, siapa yang hari ini berpuasa? Maka Abu Bakar menjawab, saya. Siapa hari ini yang mengantarkan jenazah? Abu Bakar menjawab, saya. Siapa yang hari ini memberi makan fakir miskin? Lagi-lagi Abu Bakar menjawab, iya saya. Dan menjenguk orang sakit? Abu Bakar menjawab iya.
”Mencari surga itu sulit apa mudah? Ternyata praktik bertauhid kepada Allah itu yang banyak adalah ibadah ghoiru mahdho,” tandasnya. (Ani Ummu Aida)